AS Beri Peringatan Kepada Peretas Korea Utara yang Merampok Bank di Banyak Negara

28 Agustus 2020, 06:45 WIB
AS Beri Peringatan Kepada Peretas Korea Utara yang Merampok Bank di Banyak Negara /Tangkap Layar Yonhap News/

SEMARANGKU - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Rabu, 26 Agustus 2020 mengeluarkan peringatan terhadap apa yang disebutnya tindakan "pencurian di dunia maya" oleh peretas Korea Utara yang menargetkan bank di berbagai negara.

Peringatan tersebut dirilis oleh Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) AS , Departemen Keuangan AS, FBI, dan Komando Siber AS.

Dilansir Semarangku dari Yonhap News pada Kamis, 27 Agustus 2020 Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) AS mengatakan bahwa "Aktor siber pemerintah Korea Utara" menggunakan perangkat lunak perusak untuk mendapatkan akses tidak sah ke bank di banyak negara untuk memulai penipuan internasional serta transfer uang, dan pembayaran tunai ATM.

Baca Juga: Surat Al Qodr Ayat 1-5 Arab Lengkap dengan Latin dan Tejemahannya

Baca Juga: Surat Al Kautsar ayat 1-3 Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya

"Aktor dunia maya Korea Utara telah menunjukkan kemampuan imajinatif untuk menyesuaikan taktik mereka untuk mengeksploitasi sektor keuangan serta sektor lainnya melalui operasi dunia maya ilegal," kata Bryan Ware, Asisten Direktur Keamanan Siber di CISA.

"CISA dan mitra antarlembaga kami bekerja erat dengan industri untuk memberikan informasi ancaman dunia maya yang dapat ditindaklanjuti, spesifik dan tepat waktu, seperti peringatan hari ini," tambah Ware.

CISA mengatakan bahwa peristiwa ini bukan pertama kalinya Korea Utara terlibat dalam skema pembayaran tunai.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Gratis, Erick Thohir Sebut Pembagian Sesuai Data BPJS, Dibagi Mulai 2021

Baca Juga: Toyota New Hilux Spesifikasi Lebih Modern dan Tampilan Semakin Macho

AS sendiri yang mengacu pada perkiraan umum menilai bahwa jaringan peretas bernama BeagleBoyz asal Korea Utara ini telah berusaha untuk mencuri hampir US $ 2 miliar sejak 2015 silam.

BeagleBoyz telah menargetkan lebih dari 30 negara sejak 2015, termasuk Korea Selatan, Jepang, dan India.

Pejabat militer AS pada Rabu, 26 Agustus 2020 mengatakan bahwa peretas asal negara komunis itu telah membobol jaringan keuangan internasional untuk melakukan pencurian uang.

Baca Juga: Paul Pogba Positif Covid-19, Langsung Dicoret dari Timnas Prancis

Baca Juga: CBU MT-07 dan MT-09 Resmi Dirilis Yamaha, Cek Spesifikasi dan Harganya di Sini!

"Korea Utara mengabaikan sanksi dengan meretas jaringan keuangan internasional dan pertukaran mata uang kripto untuk menghasilkan pendapatan yang mendanai kegiatan pengembangan senjatanya," kata Komandan Komando Siber AS, Jenderal Paul Nakasone dalam sebuah artikel yang diterbitkan Selasa.

Korea Utara sendiri diketahui sedang menghadapi berbagai sanksi AS dan internasional setelah uji coba nuklir dan misilnya.

Sebelumnya, pihak Angkatan Darat AS juga memperkirakan Korea Utara akan mempertahankan kurang lebih 6.000 peretas terlatih yang sebagian diantaranya diyakini berada di luar Korut, seperti di Tiongkok dan India.

"Peringatan hari ini menambah daftar besar dan masih terus berkembang dari aktivitas dunia maya yang berbahaya oleh aktor negara Korea Utara yang tidak boleh diremehkan," tertulis dalam peringatan itu.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Yonhap News Agency

Tags

Terkini

Terpopuler