Amerika Kesulitan Evakuasi Drone Reaper Seharga 462 Miliar setelah Jatuh di Laut Hitam Rusia

17 Maret 2023, 11:05 WIB
Amerika Kesulitan Evakuasi Drone Reaper Seharga 462 Miliar setelah Jatuh di Laut Hitam Rusia / /AF.mil

SEMARANGKU - Drone pengintai Amerika Serikat MQ-9 Reaper drone jatuh ke Laut Hitam yang menjadi perbatasan Rusia-Ukraina.

Evakuasi drone AS seharga 30 juta dolar (Rp462 Miliar) yang jatuh di Laut Hitam dinyatakan akan sulit.

Jenderal AS, Mark Milley mengatakan Drone tersebut jatuh di area Laut Hitam yang berkedalaman 1.500 meter. Dan puing drone tenggelam di kedalaman antara 1.200-1500 meter (4.000-5.000 kaki).

Milley juga menambahkan jet tempur Rusia mencegat dan mengganggu drone dilakukan secara sengaja, tetapi belum jelas apakah pesawat Rusia tersebut sengaja membuat kontak dengan MQ-9, karena itu manuver yang membahayakan bagi mereka.

Baca Juga: 5 Fakta Dibalik Bangkrutnya Bank Silicon Valley Yang Beraset 3.213 Triliun

Rusia berkata akan mencoba mengangkat puing drone tersebut, 2 kapal perang Rusia dilaporkan telah sampai di lokasi terjatuhnya drone AS,

Pihak Rusia membantah pernyataan Milley, dan mengatakan pesawat jet mereka tidak melakukan sentuhan dengan drone AS tersebut.

Militer AS mengatakan sebelum kecelakaan, 2 pesawat tempur Rusia Su-27s pada pukul 06.03 GMT membuang bahan bakar dan terbang di depan MQ-9, tindakan ini dinilai sangat ceroboh, tidak ramah lingkungan dan tidak profesional.

Baca Juga: Rusia Klaim Rebut Kota Bakhmut, Pintu Masuk untuk Kuasai Ukraina Timur

Komando militer AS di Eropa mengatakan bahwa jet tempur Su-27 Rusia menyerang baling-baling pesawat drone MQ-9 Reaper pada hari Selasa, 14 Maret 2023. Sehingga membuat pesawat itu terjatuh dan hilang di perairan internasional.

Kementerian Pertahanan Rusia membantah klaim bahwa pesawat tempur Rusia dan Drone MQ-9 bersentuhan, drone yang tak berawak tersebut terbang dengan tidak terkontrol dan jatuh ke perairan saat melakukan manuver tajam.

Kementerian mengatakan drone AS terbang di atas Laut Hitam di dekat Krimea dan menyusup ke daerah yang dilarang oleh Rusia. Sehingga membuat militer mengerahkan jet tempur untuk mencegatnya.

Sementara, Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov mengatakan AS mengerahkan drone ribuan kilometer jauhnya dari Washington. 

Antonov menambahkan drone itu terbang di dekat perbatasan Rusia, dan membuktikan bahwa drone tersebut sedang mengumpulkan intelijen untuk membantu tentara Ukraina melakukan serangan terhadap pasukan Rusia.

Pejabat Ukraina menyebutkan bahwa jatuhnya drone MQ-9 menunjukkan Presiden Rusia, Vladimir Putin berniat untuk meluaskan konflik.

Namun, pernyataan pejabat AS yang menyatakan pesawat Rusia mungkin tidak sengaja bertabrakan dengan drone.

Dan pihak Rusia yang menjaga jet tempur mereka, agar tidak bersentuhan secara fisik dengan pesawat tanpa awak itu, menunjukkan kedua pihak sama-sama menahan diri.

Rusia juga menghindari eskalasi militer, disaat urusan negara mereka yang sudah penuh dengan perang di Ukraina.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler