Jerman dan Italia Kritik Keputusan AS Mundur Dari WHO

9 Juli 2020, 11:00 WIB
WHO /pixabay.com/id/users/padrinan-1694659//pixabay.com

SEMARANGKU - Sekutu sekutu penting Amerika Serikat (AS), mengecam rencana penarikan Amerika Serikat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Melansir laman Associated Press, Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza menyebut keputusan Trump itu sangat disesalkan.

 "Krisis kesehatan telah menunjukkan bahwa kita membutuhkan WHO yang direformasi dan lebih kuat, bukan yang lebih lemah," katanya.

Baca Juga: Penjualan Suku Cadang Suzuki Meningkat Selama Transisi Covid-19

Italia adalah episentrum pandemi yang pernah ada di Barat dan sangat bergantung pada pedoman WHO ketika berjuang untuk mengendalikan virus dan mengobati pasien Covid-19. 

Sementara itu, Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, mengatakan keputusan AS untuk tetap keluar dari WHO merupakan bentuk kemunduran dari kerja sama di taraf internasional.

Namun, dia mengatakan negara-negara anggota Uni Eropa bakal berupaya melakukan reformasi terhadap WHO. 

Baca Juga: Indonesia Beli 8 Unit Pesawat Osprey dari Amerika Serikat

Senada dengan Spahn, Juru bicara urusan luar negeri koalisi pemerintah Jerman, Juergen Hardt, mengatakan keputusan AS untuk tetap keluar dari WHO justru akan membuat upaya reformasi lembaga itu semakin sulit dan bisa memberikan ruang yang lebih untuk Tiongkok di panggung dunia.

"Sebagai penyandang dana terbesar, kepergian AS meninggalkan kekosongan. Dan nampaknya Tiongkok akan mencoba mengisi kekosongan itu. Hal itu akan semakin membuat proses reformasi di lembaga itu semakin rumit," kata Hardt.

Sementara itu, para pejabat WHO menolak untuk mengomentari penarikan AS ini, dengan mengatakan mereka belum secara langsung menerima pemberitahuan resmi AS.

Baca Juga: Gara-Gara Ujaran Kebencian Para Pengiklan Cabut, Saham Facebook Sempat Turun

Mereka sebelumnya sempat mengatakan, jika AS benar benar mundur, maka WHO bukan hanya akan kehilangan penyandang dana utama, tetapi juga kehilangan para ahli kesehatan yang berpengalaman, seperti ilmuwan ilmuwan di U.S. Centers for Disease Control and Prevention, yang selama ini menjadi ujung tombak. ***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler