Ukraina Keteteran Hadapi Artileri Rusia, AS dan Sekutunya Enggan Pasok Senjata Jenis Ini

11 Juni 2022, 20:47 WIB
Ukraina Keteteran Hadapi Artileri Rusia, AS dan Sekutunya Enggan Pasok Senjata Jenis Ini /Foto: REUTERS/GLEB GARANICH/

SEMARANGKU - Ukraina mengakui bahwa pihaknya keteteran menghadapi artileri Rusia, di tengah perang yang telah memasuki minggu keempat.

Pejabat tinggi intelijen Ukraina menyebutkan bahwa hampir kehabisan amunisi dan hanya bisa mengandalkan senjata yang dipasok Barat dalam pertempuran melawan artileri Rusia.

“Pertempuran jarak jauh akan menentukan hasil dari konflik antara Rusia dan Ukraina, dan kita kalah dalam artileri,” ujar Vadim Skibitsky, Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina, dikutip dari RT.

Dia menuturkan bahwa pasukan Ukraina saat ini menembakkan 5.000 hingga 6.000 peluru artileri ke arah pasukan Rusia dalam sehari.

Baca Juga: Perang Rusia vs Ukraina Tak Kunjung Usai, Tekad Barat Mulai Tergerus, Zelenskyy Ngamuk dan Bilang Begini

“Kami hampir menghabiskan semua amunisi (artileri) kami dan sekarang menggunakan peluru standar NATO kaliber 155,” terangnya.

Skibitsky juga mengatakan bahwa senjata Rusia juga sangat kalah di Donbass, karena hampir kehabisan artileri rancangan Soviet dan Rusia.

“Ukraina memiliki satu artileri hingga 10 hingga 15 artileri Rusia,” pungkasnya.

Skibitsky juga meminta pendukung asing Kiev untuk memasok sistem roket jarak jauh yang dapat menghancurkan artileri Rusia dari jauh.

AS dan sekutunya enggan memberikan persenjataan jenis ini kepada Ukraina karena khawatir hal itu dapat menyebabkan konflik langsung antara Rusia dan NATO.

Ajudan Presiden Zelenskyy, Mikhail Podolyak mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan Barat untuk memasok sebanyak 300 sistem peluncuran roket ganda untuk menyamakan kedudukan di Donbas.

Baca Juga: Ukraina akan Lanjutkan Ekspor Gandum Jika Keamanannya Terpenuhi, Begini Komentar Menlu Rusia Sergey Lavrov

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa 3.443 tank Ukraina dan kendaraan lapis baja Ukraina lainnya, 1.807 artileri lapangan dan mortar telah dihancurkan sejak peluncuran operasi militer.

1.139 drone, 478 peluncur roket ganda, 190 pesawat dan 129 helikopter milik Ukraina juga dihancurkan oleh Rusia.

Rusia menyerang Ukraina pada akhir Februari 2022, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk.

Rusia menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Ukraina menegaskan bahwa serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.

Itulah Ukraina yang keteteran menghadapi artileri Rusia, AS dan sekutunya enggan pasok senjata jenis ini.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler