Video Viral Lansia di Dorong Polisi AS Hingga Kepalanya Berdarah

6 Juni 2020, 16:58 WIB
Tagkap Layar video rekaman dua orng petugas kepolisian Kota Buffalo, New York, Amerika Serikat medorong pria lanjut usia /Twitter/@jpegjoshua

SEMARANGKU – Protes dan demonstrasi yang terjadi di Amerika Serikat terus meluas dengan korban berjatuhan semakin bertambah. Baru-baru ini ada seorang pria berumur 75 tahun menjadi korban setelah di dorong dengan sengaja oleh pihak Kepolisian setempat.

Kejadian ini terjadi di wilayah kota Buffalo, New York saat Tim Tanggap Darurat kepolisian Buffalo, New York, Amerika Serikat, sedang melakukan pembersihan demonstran di wilayahnya. Video bisa dilihat diakhir artikel.

Akibat dorongan yang dilakukan oleh 2 orang Polisi tersebut sang korban pria berkulit putih terjatuh dengan kepala bagian belakang terbentur di jalan paving dan berdarah. Hal ini semakin menambah runyam eskalasi perseteruan antara demonstran dan pihak keamanan.

 Baca Juga: Laut China Selatan Memanas Setelah AS Kirim 2 Pesawat Bomber

Dalam video yang berdurasi 1 menit lebih itu terlihat demonstran yang sudah berumur tersebut mencoba berbicara dengan pihak keamanan yang menghadangnya.Tak sempat berbicara banyak pria jangkung tersebut langsung dibentak dan didorong hingga terjatuh terjengkang dan kepala membentur media jalan.

Para wartawan disekitar lokasi yang sempat merekam kejadian ini juga langsung diusir oleh pihak keamanan sementara rekan korban ada yang langsung ditangkap. Dua orang polisi langsung yang terlibat langsung mendapatkan hukuman namun sebanyak 57 orang rekannya juga mengundurkan diri sebagai rasa solidaritas terhadap rekannya itu. Seperti dilansir dari PikiranRakyat.com dengan artikel berjudul: Anggotanya Dorong Pria Tua Sampai Kepalanya Berdarah, 57 Perwira Polisi Akhirnya Mengundurkan Diri

Video yang sudah diunggah didunia maya ini langsung viral secara global dan banyak mendapatkan atensi dari warganet. Total hingga Sabtu sudah ditonton sebanyak 76 juta kali akan terus bertambah.

 Baca Juga: Mulai Viral Ada Seruan Untuk Gulingkan Partai Komunis di Tiongkok

Dengan meningkatnya ketegangan ini akan mengakibatkan bertambahnya tingkat kekerasan di beberapa kota di AS selama protes berlangsung. Cara pihak keamanan dalam menangani demonstrasi banyak mendapatkan kritikan karena terlalu represif dan cenderung berakibat fatal.

Sebuah pernyataan awal dari Departemen Kepolisian Buffalo juga muncul terkait kasus pendorongan yang terekam tersebut. Mereka mengatakan bahwa pria itu 'tersandung' dan jatuh saat para polisi berada dalam 'pertempuran yang melibatkan para demonstran'.

Juru bicara kepolisian Jeff Rinaldo mengaitkan pernyataan itu dengan mengatakan bahwa petugas tidak terlibat langsung dalam insiden tersebut. Dalam rangka solidaritas, sebanyak 57 petugas mengundurkan diri dari tim darurat, setelah dua polisi yang tampak terlibat mendapatkan penangguhan (cuti tanpa dibayar).

 Baca Juga: Jangan Salah, Jaga Jarak Juga di Lakukan Oleh Monyet di India

"Lima puluh tujuh petugas mengundurkan diri dengan emosi karena perlakuan terhadap dua anggotanya, yang hanya melaksanakan perintah," ujar Presiden Asosiasi Kepedulian Polisi Buffalo, John Evans.

Pasukan khusus anti huru hara ini dibentuk pada tahun 2016 silam dan dikerahkan dalam menertibkan protes massal atau kerusuhan. Lansia yang menjadi korban ini belakangan diketahui bernama Martin Gugino dan dikabarkan sudah dalam perawatan dan kondisinya stabil.

Gugino merupakan orang lama di aktivis keadilan sosial di Kota Buffalo, hal tersebut diungkapkan oleh kelompok advokasi Push (People United for Sustainable Housing).

 Baca Juga: Beredar Kabar Virus Bisa Menular Lewat Petugas Medis, Hoax atau Fakta!

"Dia telah menjadi pejuang yang tak kenal lelah melawan segala jenis ketidakadilan selama bertahun-tahun di kota kami baik dengan Push maupun organisasi akar rumput lainnya," kata mereka dalam sebuah pernyataan, menyayangkan polisi atas perlakuannya.

Petugas yang mengundurkan diri ini masih dipekerjakan namun tidak lagi menjadi bagian dari Tim Tanggap Darurat. "Posisi kami adalah para petugas yang hanya mengikuti perintah dari Wakil Komusaris Polisi Joseph Gramaglia untuk membersihkan lokasi," ujar John Evans.

Lebih lanjut ia juga mengungkapkan bahwa anggota Tim Tanggap Darurat hanya diminta melakukan pekerjaan mereka.

 Baca Juga: Beredar Video PKI Rayakan Ulang Tahun ke 100, Hoaks Atau Fakta!

Baca Juga: Ada Orang Indonesia Yang Fotonya Viral Terlibat Kerusuhan di Amerika

"Mereka hanya melakukan pekerjaan mereka. Aku tidak tahu berapa banyak kontak tubuh yang dibuat. Ini diluar perkiraan saya. Dia jatuh ke belakang," tambahnya berusaha membela para anggota pasukannya.

Pada Jumat, 5 Juni 2020 kemarin, Gubernur New York, Andrew Cuomo mengatakan bahwa kedua petugas itu harus dipecat, dan insiden yang terjadi harus diselidiki untuk 'kemungkinan tuntutan pidana'.

Dalam sebuah pernyataan, Walikota Buffalo, Byron Brown mengatakan bahwa pihaknya mengonfirmasi bahwa ada rencana darurat untuk menjaga layanan polisi untuk memastikan keselamatan publik.

 Baca Juga: Planet Mirip Bumi di Temukan Astronom, Planet Nibiru Atau Super Earth?

Byron Brown juga menambahkan bahwa polisi Buffalo tetap bekerja dengan lembaga penegak hukum lainnya. Para petugas ini memberlakukan jam malam sebagai akibat dari protes yang telah menyebar secara nasional sejak kematian di Minneapolis bulan lalu.

Kerusuhan dan protes besar-besaran ini adalah akibat dari seorang pria kulit hitam tak bersenjata, George Floyd, yang kehabisan napas hingga meregang nyawa setelah seorang polisi menggunakan lutut untuk menekan leher korban selama hampir sembilan menit. *** (Rahmi Nurfajriani/PikiranRakyat.com)

Berikut Ini Videonya: 

 

Editor: Heru Fajar

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler