Pasca Ledakan Vulkanik dan Tsunami, Tonga Memerlukan Dukungan Berkelanjutan

23 Januari 2022, 06:59 WIB
Pasca Ledakan Vulkanik dan Tsunami, Tonga Memerlukan Dukungan Berkelanjutan /Tangkap layar postingan akun Instagram @tonga.tonga.tonga

SEMARANGKU - Tonga memerlukan dukungan berkelanjutan pasca ledakan vulkanik dan tsunami yang mengguncang negara itu pada Sabtu, 15 Januari 2022.

Letusan gunung Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai memicu tsunami yang melanda Tonga, sehingga dukungan berkelanjutan pasca bencana tersebut diperlukan.

Dukungan berkelanjutan diperlukan Tonga mengingat bahwa ledakan vulkanik dan tsunami telah mempengaruhi lebih dari 80 persen populasi.

Baca Juga: Pemerintah Tonga Hadapi Bencana Dahsyat yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya, PBB Siap Berikan Ini

Dengan adanya dukungan berkelanjutan, maka Tonga diharapkan dapat segera bangkit kembali pasca ledakan vulkanik dan tsunami.

Dilansir Semarangku dari France 24, wartawan Tonga, Marian Kupu mengatakan bahwa sebagian besar penduduk setempat bersikeras untuk tetap tinggal.

Mereka ingin tetap tinggal saat upaya pemulihan besar-besaran dimulai.

“Kami ingin tinggal di sini di negara kami karena inilah yang mengidentifikasi kami sebagai orang Tonga. Kami ingin membangun kembali negara kami dan bersatu dan maju terus,” ujar Kupu, dikutip dari France 24.

Baca Juga: Pasca Ledakan Vulkanik Tonga: Landasan Pacu Dibersihkan dari Abu Vulkanik, Buka Akses untuk Bantuan Darurat

Ledakan vulkanik dan tsunami menyebabkan abu beracun mencemari pasokan air minum, tanaman hancur dan setidaknya dua desa telah benar-benar musnah.

Diperkirakan satu kilometer kubik material meledak dari gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai.

“Rakyat Tonga akan membutuhkan dukungan berkelanjutan untuk menanggapi bencana skala ini,” ujar Sione Hufanga, Spesialis Koordinasi PBB di Tonga, dikutip dari France 24.

Tonga menempati urutan ketiga dalam Laporan Risiko Dunia, yang mengukur kerentanan negara-negara terhadap bencana alam.

Namun, terlepas dari risikonya, Marian Kupu mengatakan bahwa sebagian besar orang Tonga ingin tinggal.

“Perasaan bangga yang kami miliki di sini, bahwa kami tidak ingin meninggalkan negara tempat kami dilahirkan dan dibesarkan,” pungkas Kupu.

Sementara itu, pasukan pertahanan Selandia Baru dan Australia telah mulai mengirimkan pasokan bantuan darurat, terutama air ke Tonga.

Namun, seorang menteri di Australia mengatakan kekhawatiran akan memicu krisis Covid memperumit upaya bantuan.

Tonga bebas Covid-19 dan memiliki kebijakan kontrol perbatasan yang ketat, membutuhkan pengiriman bantuan tanpa kontak.

“Ini adalah waktu yang sangat, sangat sulit bagi masyarakat Tonga,” ujar Zed Seselja, dikutip dari France 24.

Seselja lebih lanjut mengungkapkan bahwa dia menaruh hormat terhadap pemerintah Tonga yang menerapkan kebijakan kontrol perbatasan yang ketat.

“Kami sangat menghormati keinginan pemerintah Tonga untuk tidak menambahkan krisis Covid ke krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh tsunami,” imbuhnya.

Menteri Pertahanan Selandia Baru, Peeni Henare mengatakan bahwa semua pengiriman bantuan ke Tonga akan dilakukan secara nirsentuh (tanpa kontak langsung).

Hal ini sesuai dengan protokol Covid-19 di Tonga.

Itulah Tonga yang memerlukan dukungan berkelanjutan pasca ledakan vulkanik dan tsunami.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: France 24

Tags

Terkini

Terpopuler