Korea Utara Konfirmasi Lakukan Uji Coba Peluncuran Peluru Kendali Taktis, Begini Reaksi AS dan PBB

19 Januari 2022, 18:32 WIB
Korea Utara Konfirmasi Lakukan Uji Coba Peluncuran Peluru Kendali Taktis, Begini Reaksi AS dan PBB /KCNA/via REUTERS

SEMARANGKU - Korea utara telah mengonfirmasi melakukan uji coba peluncuran kendali taktis.

Peluncuran peluru kendali taktis ini merupakan uji coba senjata Korea Utara yang keempat di bulan Januri 2022 ini.

Korea Utara menembakkan dua peluru kendali taktis, meskipun ada larangan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Media pemerintah Korea Utara, Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) mengatakan pada Selasa, 18 Januari 2022 bahwa uji coba peluru kendali taktis tersebut menargetkan sebuah pulau di lepas pantai timur.

Baca Juga: Korea Utara Kembali Melakukan Uji Coba Rudal Balistik dari Gerbong Kereta Api, Begini Reaksi Korsel dan AS

“Uji coba itu bertujuan untuk secara selektif  mengevaluasi peluru kendali taktis yang diproduksi dan dikerahkan dan untuk memverifikasi keakuratan sistem senjata,” ujar KCNA, dikutip dari Al Jazeera.

Lebih lanjut, KCNA juga mengungkapkan bahwa uji coba tersebut untuk melihat efisiensi pengoperasian sistem senjata yang sedang diproduksi.

“Itu mengkonfirmasi keakuratan, keamanan, dan efisiensi pengoperasian sistem senjata yang sedang diproduksi,” imbuh KCNA.

Peluncuran tersebut terdeteksi oleh Jepang dan Korea Selatan yang mengatakan bahwa uji coba tersebut dilakukan di bandara Pyongyang dan melibatkan dua rudal balistik jarak pendek.

Baca Juga: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Peringati Kematian Sang Ayah, Warga Tidak Boleh Tertawa Selama Desember?

Sekedar informasi, pada awal bulan ini, Korea Utara juga melakukan uji coba rudal hipersonik serta rudal balistik yang dipasang di gerbong kereta api.

Tes tersebut telah menarik perhatian internasional.

AS dan PBB turut bereaksi atas uji coba peluncuran peluru kendali taktis yang dilakukan Korea Utara.

Amerika Serikat menyerukan pemerataan sanksi yang lebih keras untuk Korea Utara.

Hal tersebut membuat Pyongyang semakin marah.

Perwakilan Khusus AS untuk Korea Utara, Sung Kim, mendesak Pyongyang untuk menghentikan kegiatannya yang melanggar hukum dan merusak stabilitas.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric juga menyebut uji coba Korea Utara semakin mengkhawatirkan.

Dujarric menyerukan semua pihak untuk kembali melakukan pembicaraan dalam rangka meredakan ketegangan.

Serta mempromosikan denuklirisasi Semenanjung Korea yang sangat dapat diverifikasi.

Korea Utara dikenai sanksi internasional atas program senjata terlarangnya, tetapi mulai menguji berbagai senjata baru setelah pembicaraan denuklirisasi terhenti.

Kim Jong-un yang mengambil alih kekuasaan Korea Utara sejak satu dekade lalu telah berusaha memodernisasi militer.

Kim mengatakan bahwa senjata yang lebih canggih diperlukan untuk pertahanan diri negara itu.

Sementara itu, Kim Dong-yup, mantan perwira Angkatan Laut Korea Selatan yang mengajar di Universitas Kyungnam Seoul, mengatakan bahwa Korea Utara tampaknya telah menembakkan KN-24 SRBM.

Peluru ini terakhir diuji pada Maret 2020 dan terbang sejauh 410 km (255 mil). hingga ketinggian maksimum 50 km (31 mil).

Itulah Korea Utara yang mengonfirmasi melakukan uji coba peluncuran kendali taktis, begini reaksi AS dan PBB.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler