SEMARANGKU - Pertemuan darurat dilakukan para anggota PBB yang lakukan pertemuan tertutup untuk menanggapi uji coba rudal balistik terbaru oleh Korut.
Menurut duta besar Prancis untuk PBB Nicolas De Riviere, dirinya menyebut tindakan Korut itu bisa menjadi “ancaman Besar”.
Riviere juga mengatakan ada kosensus diantara kelompok itu untuk mengutuk uji coba rudal Korut tersebut.
Baca Juga: Korea Selatan Sebut Pyongyang Uji Sepasang Rudal Balistik, Stabilitas Asia Timur Terguncang
Menurut Korut sendiri uji coba ini menggunakan sistem rudal yang dibawa dengan kereta api.
“Semua orang sangat prihatin dengan situasi ini,” kata Riviere kepada beberapa wartawan setelah pertemuan selama 45 menit dilansir dari AlJazeera.
“Ini adalah ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan, ini jelas merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan,” tambahnya seraya mengatakan bahwa rudal tersebut telah jatuh dalam zona ekonomi eksklusif Jepang.
Pyongyang sendiri sebelumnya sudah mengkonfirmasi bahwa mereka telah meluncurkan tes pada hari yang sama saat Seoul mejadi negara non-nuklir pertama yang menguji rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM).
Rudal yang di tembakan oleh Korea utara adalah uji coba sistemrudal yang dibawa kereta api, yang dirancang sebagai serangan balasan untuk setiap kekuatan yang berpotensi mengancam negara itu.
Rudal-rudal itu terbang sejauh 800 Km (497 mil) sebelum mengenai sasaran di laut lepas pantai timur Korea Utara pada Rabu, kata KCNA (Kantor Berita Pusat Korea).
Pada hari rabu juga pihak berwenang Korea Selatan dan Jepangmengatakan mereka telah mendeteksi peluncuran dua rudal balistik dari korea utara, hanya beberapa hari setelah uji coba rudal jelajah jarak jauh yang menurut para analisis dapat memiliki kemampuan nuklir.
Kedua Korea itu sudah dalam perlobaan senjata yang semakin panas, dengan saling meluncurkan rudal dan senjata lainnya.
“Kami mendesak Korea Utara untuk menahan diri dan kembali berdialog dengan AS,” pernyataan yang datang dari Inggris. Sebelumnya juga inggris mengutuk atas uji coba yang dilakukan oleh Korea Utara.
Korea Utara atau Korut mengenbangkan sistem senjatanya, upaya ini mereka lakukan denagn tujuan meningkatkan kekuatan diplomasi dengan AS yang mengiinkan membongkar persenjataan nuklir Korut dengan imbalan peringanan sanksi bagi Korut.
“Sistem rudal yang dibawa kereta api ini berfungsi sebagai sarana serangan balikyang efisien yang mampu memberikan pukulan bersamaan yang keras kepada pasukan yang mengancam, kata Pak Jong Chon seorang marshal Korea Utara.***