Ilmuwan Sebut Letusan Tonga dapat Merusak Lingkungan, Degradasi Terumbu Karang hingga Pengikisan Garis Pantai

19 Januari 2022, 18:09 WIB
Ilmuwan Sebut Letusan Tonga dapat Merusak Lingkungan, Degradasi Terumbu Karang hingga Pengikisan Garis Pantai /Reuters

SEMARANGKU - Ilmuwan menyebutkan bahwa letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di Tonga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

Perihal kerusakan lingkungan yang disebutkan oleh ilmuwan ini diperkuat oleh citra satelit yang menunjukkan letusan di Tonga dapat merusak lingkungan jangka panjang.

Ilmuwan vulkanologi di University of Auckland, Shane Cronin menyebutkan bahwa kemungkinan akan ada hujan asam di sekitar Tonga yang dapat merusak lingkungan.

“Kemungkinan akan ada hujan asam di sekitar Tonga untuk beberapa waktu mendatang,” ujar Ilmuwan tersebut, dikutip dari Al Jazeera.

Baca Juga: Setara 1000 Bom Hiroshima, Letusan Gunung Berapi di Tonga buat Jaringan Komunikasi Terputus

Ilmuwan tersebut lebih lanjut mengatakan bahwa hujan asam menyebabkan kerusakan tanaman yang meluas.

Kerusakan lingkungan dapat mempengaruhi bahan pokok Tonga seperti talas, jagung, pisang dan sayuran kebun.

“Bergantung pada berapa lama letusan berlangsung, ketahanan pangan dapat dikompromikan,” pungkas Cronin.

Kantor urusan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa Fiji sedang memantau kualitas udaranya.

Selain itu, juga menyarankan orang-orang untuk menutupi tangki air rumah mereka dan tinggal di dalam rumah jika terjadi hujan.

Baca Juga: Tonga Hampir Terisolasi dari Dunia Luar Pasca Ledakan Vulkanik dan Tsunami, Akses Komunikasi Lumpuh

Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, gunung berapi bawah laut, meletus pada Sabtu 15 Januari 2022 dan memicu peringatan tsunami di seluruh Pasifik.

Letusan gunung berapi besar di negara kepulauan Pasifik Tonga dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang.

Kerusakan tersebut membuat degradasi terumbu karang, mengganggu perikanan, dan mengikis garis pantai.

Abu yang jatuh juga dapat merusak terumbu karang yang sudah terancam sebelum erupsi.

“Area terumbu karang yang luas di daerah yang terkena dampak langsung di Hunga Tonga mungkin terkubur dan tertutup oleh endapan abu vulkanik yang besar,” ujar Tom Schils, Ahli Biologi Kelautan di University of Guam, dikutip dari Al Jazeera.

Schils mengatakan bahwa letusan seperti yang terjadi pada Sabtu, 15 Januari 202 juga melepaskan lebih banyak zat besi ke dalam air.

Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan ganggang biru-hijau dan bunga karang yang semakin merusak terumbu.

Sementara para ilmuwan belum menyelidiki di lapangan, citra satelit yang tersedia menunjukkan selimut abu di darat.

Di laut, abu dapat berbahaya bagi kehidupan laut.

Layanan Geologi Tonga telah memperingatkan bahwa air laut di dekatnya terkontaminasi dengan pelepasan vulkanik beracun.

Oleh karena itu, nelayan harus menganggap ikan di perairan laut tersebut beracun.

Tonga yang terdiri dari sekitar 170 pulau, 36 di antaranya berpenghuni, merupakan rumah bagi sekitar 100.000 orang.

Itulah ilmuwan yang menyebutkan bahwa letusan Tonga dapat merusak lingkungan, degradasi terumbu karang hingga pengikisan garis pantai.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler