Peneliti AS Ciptakan Vaksin Covid-19 Murah, Solusi Potensial untuk Akses Vaksin Negara-Negara Berkembang

15 Januari 2022, 19:45 WIB
Peneliti AS Ciptakan Vaksin Covid-19 Murah, Solusi Potensial untuk Akses Vaksin Negara-Negara Berkembang /Pixabay/Elf-Moondance

SEMARANGKU - Para peneliti di Amerika Serikat (AS) telah menciptakan vaksin Covid-19 yang murah dan mudah diproduksi.

Peneliti AS yang menciptakan vaksin Covid-19 tersebut adalah Dr. Maria Elena Bottazzi dan Dr. Peter Hotez yang berasal dari Fakultas Kedokteran Baylor dan Pusat Pengembangan Vaksin Rumah Sakit Texas.

Para peneliti AS ini menggunakan teknologi vaksin tradisional yang dapat digunakan dengan cepat untuk membantu menyuntik populasi global.

Vaksin yang diciptakan oleh peneliti AS tersebut bernama Corbevax yang dapat menawarkan solusi untuk akses vaksin di negara-negara berkembang.

Baca Juga: Omicron Mengamuk, Pejabat Kesehatan Amerika Serikat Himbau Tegas Warga untuk Vaksin

“Ada negara-negara yang persentase akses dan cakupan vaksinnya sangat rendah. Kami benar-benar harus melakukan pekerjaan yang lebih baik,” ujar Bottazzi, dikutip dari Al Jazeera.

Menurut pakar Kesehatan masyarakat, dunia telah memproduksi sekitar 10 miliar dosis vaksin sejak pertengahan 2020.

Namun, lebih dari 70 persen vaksin yang diproduksi dikonsumsi oleh negara-negara kaya.

Sementara itu, produsen vaksin besar seperti Pfizer dan Moderna berjuang untuk melindungi hak kekayaan intelektual mereka.

Baca Juga: Pemerintah Amerika Serikat Beri Mandat Komisi Komunikasi Federal soal Google dan Meta Bikin Kabel Bawah Laut

Bottazzi dan Hotez telah mengembangkan vaksin yang dapat digunakan secara bebas oleh pembuat farmasi di seluruh dunia.

Disebut Corbevax bergantung pada metode produksi konvensional dan didasarkan pada model yang dikembangkan untuk mengatasi SARS.

SARS adalah jenis virus corona yang merebak pada awal 2000-an.

Corbevax telah disetujui untuk penggunaan darurat di India, dimana produsen vaksin memproduksi 100 juta dosis per bulan.

Lisensi juga telah diberikan kepada pembuat vaksin di Bangladesh dan Indonesia, dan pembicaraan produksi sedang berlangsung di Botswana.

Ini berarti bahwa ratusan juta dosis sebulan dapat segera diproduksi secara lokal di negara-negara yang paling membutuhkan vaksin.

“Ini cukup menarik,” pungkas Bottazzi.

Lawrence Gostin, seorang Profesor Hukum Kesehatan Global di Georgetown Law di Washington, DC mengungkapkan bahwa Corbevax menandai ‘kemajuan yang sangat penting’ dalam perang melawan Covid-19.

“Texas benar-benar melakukan ini dengan cara yang benar dengan memberikan kekayaan intelektual mereka dan bekerja sama dalam transfer teknologi,” ujar Gostin, dikutip dari Al Jazeera.

Sekedar informasi, biaya rata-rata Corbevax di India diperkirakan $2 per dosis.

Pemerintah India memperkirakan kemanjurannya dalam mencegah penyakit parah adalah sekitar 90 persen.

Di Afrika, banyak negara di bawah 10 persen dalam porsi populasi mereka yang divaksinasi lengkap.

Sementara itu, AS telah memvaksinasi penuh 63 persen populasinya, dan tolok ukurnya bahkan lebih baik di Eropa barat.

Sebagian besar Asia, Amerika Selatan, dan Timur Tengah belum bisa mengejar ketinggalan.

Tingkat vaksinasi penuh di Irak adalah 15 persen, sementara Suriah lima persen, dan Yaman satu persen.

“Ada kekurangan kapasitas vaksin yang sangat besar di negara berkembang,” ujar Prashant Yadav, seorang rekan senior di Pusat Pengembangan Global, dikutip dari Al Jazeera.

Pemerintah AS telah berjanji untuk menyumbang lebih dari satu miliardosis vaksin Covid-19 pada akhir 2022.

Peluncuran Corbevax yang lebih murah dan lebih mudah diproduksi pada akhirnya merupakan solusi potensial untuk akses vaksin di negara-negara berkembang.

Itulah peneliti AS yang menciptakan vaksin Covid-19 murah, solusi potensial untuk akses vaksin negara-negara berkembang.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler