Tak Ada Curah Hujan, Kekeringan di Kenya Bisa Sebabkan Kematian Hewan dan Manusia

18 November 2021, 14:30 WIB
Ilustrasi kekeringan./Tak Ada Hujan, Iklim di Kenya Bisa Sebabkan Kematian Hewan dan Manusia /pexels.com/Joe Leineweber/

SEMARANGKU - Krisis kekeringan bisa di Kenya bisa menyebabkan banyak orang menderita.

Di Kenya sendiri kekeringan yang berkepanjangan sangat memakan banyak korban jiwa.

Hal itu termasuk hewan-hewan yang hidup di Kenya.

Tidak adanya curah hujan membuat para petani dan penggembala ternak di ambang kehancuran.

Banyak bangkai ternak yang berbaris di dua sisi jalan berdebu yang mengarah ke Biyamadow, sebuah desa yang sepi di daerah Wajir, Kenya utara.

Baca Juga: Kekeringan di California Mengancam Ribuan Ternak, Ladang Hijau Berubah Menjadi Ladang Frustrasi

Tontonan mengerikan dari hewan yang dipotong-potong membusuk di bawah terik matahari adalah hasil dari kekeringan berkepanjangan.

"Dalam 72 tahun kehidupan, saya belum pernah melihat yang seperti ini," kata Ibrahim Adow.

Sejak September, sebagian besar wilayah utara Kenya telah menerima kurang dari 30 persen curah hujan normal.

Kurangnya curah hujan telah menyapu padang rumput, dan memperburuk kekurangan makanan dan air.

Baca Juga: Iklim Buruk hingga Perselisihan, Semua Pohon di Irak Telah Mati dan Krisis Air

Adow sendiri telah kehilangan lebih dari setengah ternaknya. Mereka yang tersisa terlalu lemah untuk mendapatkan susu dan terlalu kurus untuk dijual.

"Tidak ada yang menginginkannya," kata tetua desa.

Jika tidak ada curah hujan yang datang pada akhir tahun, seperti yang diprediksi para ahli, itu akan menjadi musim hujan buruk ketiga berturut-turut sejak Desember 2020.

Lebih dari 465.000 anak-anak dan 93.000 wanita hamil dan menyusui, dua kelompok yang paling rentan pada saat kekeringan, sudah kekurangan gizi akut di Kenya utara.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler