Studi Terbaru Menunjukkan Vaksin Pfizer-BioNTech Dapat Mencegah Gejala Berat COVID-19 Selama 6 Bulan

6 Oktober 2021, 09:15 WIB
Studi Terbaru Menunjukkan Vaksin Pfizer-BioNTech Dapat Mencegah Gejala Berat COVID-19 Selama 6 Bulan /Pixabay/x3

SEMARANGKU – Sebuah studi terbaru dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa, efektivitas vaksin Pfizer/BioNTech dalam mencegah gejala berat COVID-19 hingga kematian tetap tinggi pada 90% selama setidaknya 6 bulan, termasuk varian Delta.

Efektivitas vaksin Pfizer/BioNTech dalam mencegah infeksi virus COVID-19 turun dari 88% menjadi 47% dalam enam bulan setelah dosis kedua.

Pernyataan terkait efektivitas vaksin Pfizer/BioNTech tersebut berasal dari data studi terbaru yang diterbitkan pada Senin 4 Oktober 2021, dan telah dipertimbangkan oleh badan kesehatan Amerika Serikat ketika memutuskan perlunya suntikan vaksin booster untuk mencegah virus COVID-19.

Baca Juga: Pria di Canada Pukul Seorang Perawat, Karena Memberi Istrinya Vaksin Covid-19 Tanpa Persetujuan

Data studi tersebut yang dipublikasikan di jurnal medis Lancet, sebelumnya telah dirilis pada Agustus 2021 sebelum peer review.

Menurut para peneliti, data studi tersebut menunjukkan bahwa penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya efektivitas vaksin, dibandingkan dengan varian virus COVID-19 yang lebih menular.

Para peneliti dari Pfizer dan Kaiser Permanente meneliti catatan kesehatan elektronik dari sekitar 3,4 juta orang yang menjadi anggota Kaiser Permanente Southern California antara Desember 2020 hingga Agustus 2021.

“Analisis spesifik varian kami dengan jelas menunjukkan bahwa vaksin Pfizer/BioNTech efektif terhadap semua varian virus COVID-19 yang menjadi perhatian saat ini, termasuk Delta,” kata Luis Jodar, wakil presiden senior dan kepala petugas medis di Pfizer.

Baca Juga: Pada Oktober 2021, Indonesia Akan Terima 683.000 Dosis Vaksin AstraZeneca dari Selandia Baru

Namun, penelitian ini juga memiliki keterbatasan karena kurangnya data tentang kepatuhan terhadap pedoman penggunaan masker dan aktivitas masyarakat selama pandemi COVID-19, yang dapat berpengaruh terhadap frekuensi pengujian dan kemungkinan terpapar virus.

Efektivitas vaksin Pfizer/BioNTech terhadap varian Delta adalah 93% setelah bulan pertama, menurun menjadi 53% setelah empat bulan. Terhadap varian COVID-19 lainnya, efektivitas menurun menjadi dari 97% menjadi 67%.

"Bagi kami, itu menunjukkan bahwa Delta bukanlah varian COVID-19 yang sepenuhnya terhindar dari perlindungan vaksin," kata pemimpin studi Sara Tartof dari Department Research & Evaluation, Kaiser Permanente Southern California.

"Jika benar, sebaliknya kita mungkin tidak akan mendapat perlindungan tinggi setelah vaksinasi, karena vaksinasi tidak berhasil dalam kasus tersebut,” tambah Sara Tartof.

Penulis penelitian tersebut juga memperingatkan, bahwa pendeteksian terhadap varian COVID-19 cenderung gagal pada orang yang telah divaksin, sehingga menyebabkan ekspektasi terlalu tinggi dari efektivitas vaksin terhadap varian COVID-19 dalam penelitian ini.

U.S. Food and Drug Administration telah mengizinkan penggunaan dosis booster vaksin Pfizer/BioNTech untuk kalangan lansia dan warga Amerika Serikat yang memiliki risiko tinggi terinfeksi COVID-19.

Para ilmuwan juga telah meminta lebih banyak data terkait haruskah vaksin dosis booster direkomendasikan untuk semua kalangan.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler