Bocoran Aset Rahasia Milik Para Tokoh Terkenal di Dunia Terungkap dalam Pandora Papers

4 Oktober 2021, 18:37 WIB
Bocoran Aset Rahasia Milik Para Tokoh Terkenal di Dunia Terungkap dalam Pandora Papers /Pixabay

SEMARANGKU – Sebuah bocoran dokumen keuangan besar yang disebut sebagai Pandora Papers diterbitkan oleh beberapa organisasi media besar pada Minggu 3 Oktober 2021, diduga berisi penyimpanan aset kekayaan rahasia milik para tokoh terkenal di seluruh dunia.

Pandora Papers memuat aset – aset rahasia yang terhubung dengan para tokoh terkenal di dunia, di antaranya termasuk Raja Abdullah dari Yordania, Perdana Menteri Ceko Andrej Babis dan beberapa rekan dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pandora Papers memuat lebih dari 11,9 juta catatan serta berukuran sekitar 2,94 terabyte data, dan terjadi lima tahun setelah kebocoran dokumen yang dikenal sebagai ‘Panama Papers’.

Baca Juga: Lars Vilks, Orang yang Menggambar Karikatur Nabi Muhammad, Meninggal Akibat Kecelakaan Mobil di Swedia

Baca Juga: Pria di Canada Pukul Seorang Perawat, Karena Memberi Istrinya Vaksin Covid-19 Tanpa Persetujuan

Hampir sama seperti ‘Panama Papers’, Pandora Papers mengungkap bagaimana uang disembunyikan oleh orang - orang kaya dengan cara yang tidak dapat dideteksi oleh lembaga penegak hukum.

International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) merupakan jaringan wartawan dan organisasi media yang berbasis di Washington DC, sekaligus tokoh utama yang merilis dokumen Pandora Papers di depan khalayak publik.

ICIJ mengatakan bahwa Pandora Papers terkait dengan sekitar 35 pemimpin negara baik yang memimpin saat ini maupun yang terdahulu, dan lebih dari 330 politisi beserta pejabat publik di 91 negara.

Dilansir Semarangku dari Reuters, tidak diketahui bagaimana dokumen tersebut diperoleh, dan Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi tuduhan atau dokumen yang dirinci oleh ICIJ.

Menurut Pandora Papers, pemimpin Yordania Raja Abdullah yang merupakan sekutu dekat Amerika Serikat, diduga telah menggunakan rekening luar negeri untuk menghabiskan lebih dari 100 juta Dollar AS guna membeli beberapa rumah mewah di Inggris dan Amerika Serikat.

DLA Piper, sebuah kantor firma hukum di London yang mewakili Raja Abdullah, mengatakan kepada media bahwa Raja Abdullah tidak pernah menyalahgunakan uang publik atau menggunakan apa pun dari hasil bantuan yang dimaksudkan untuk kepentingan umum.

Sementara itu, The Washington Post yang merupakan bagian dari ICIJ, juga melaporkan kasus Svetlana Krivonogikh, seorang wanita Rusia yang dikatakan menjadi pemilik sebuah apartemen di Monaco.

Apartemen tersebut diperoleh melalui sebuah perusahaan lepas pantai yang didirikan di Tortola, pulau Karibia pada April 2003, hanya beberapa minggu setelah Svetlana Krivonogikh melahirkan seorang anak perempuan.

Menurut The Washington Post yang mengutip outlet investigasi Rusia Proekt, pada saat itu dikabarkan bahwa Svetlana Krivonogikh menjalin hubungan rahasia selama beberapa tahun dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

The Washington Post mengatakan bahwa baik Svetlana Krivonogikh maupun putrinya yang sekarang berusia 18 tahun, hingga Kremlin tidak menanggapi atas laporan tersebut.

Pandora Papers yang dirilis menjelang pemilihan parlemen pada 8 - 9 Oktober 2021 di Republik Ceko, juga mencantumkan nama Perdana Menteri Republik Ceko, Andrej Babis.

Menurut Pandora Papers, Andrej Babis memiliki sebuah perkebunan rahasia senilai 22 juta Dollar AS di sebuah desa yang terletak di puncak bukit dekat Cannes, Prancis.

Namun, Andrej Babis membantah mempunyai aset rahasia tersebut dalam pembicaraannya di acara debat televisi pada Minggu 3 Oktober 2021.

"Uang itu berada di bank Ceko dan dikenakan pajak, itu uang milik saya, dan dikembalikan ke bank Ceko," kata Andrej Babis.

Menurut Indian Express yang juga bagian dari konsorsium ICIJ, Pandora Papers juga menunjukkan bagaimana pengusaha asal India Anil Ambani dan perwakilannya memiliki setidaknya 18 perusahaan lepas pantai di Jersey, British Virgin Islands dan Siprus.

Menurut laporan dari Pandora Papers, tujuh dari perusahaan lepas pantai tersebut yang didirikan antara 2007 dan 2010, telah meminjam dan menginvestasikan setidaknya 1,3 miliar Dollar AS.

Namun pada tahun 2020, ketika terjadi perselisihan dengan tiga bank yang dikendalikan oleh China, Anil Ambani yang saat itu menjabat sebagai ketua Reliance Group telah mengatakan kepada pengadilan London bahwa kekayaan bersihnya adalah nol.

Seorang pengacara yang mewakili Anil Ambani, langsung memberi tanggapan atas laporan Pandora Papers kepada Indian Express.

“Klien kami adalah wajib pajak India dan telah membuat pengungkapan kepada otoritas India sebagaimana diharuskan untuk dilakukan sesuai dengan hukum. Semua pertimbangan yang diperlukan dipertimbangkan saat membuat pengungkapan di depan pengadilan London,” ujar pengacara tersebut.

“Reliance Group menjalankan bisnis secara global untuk persyaratan bisnis dan peraturan yang sah, perusahaan-perusahaan tergabung dalam yurisdiksi yang berbeda," tambah pengacara tersebut.

Anil Ambani juga tidak segera memberikan tanggapan dari Reuters yang meminta komentar atas laporan Pandora Papers tersebut.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler