Usai Didepak dari Badan Internasional, Taiwan Tuding China Akan Hambat Pakta Perdagangan Trans Pasifik

23 September 2021, 18:30 WIB
Ilustrasi China - Taiwan , Usai Didepak dari Badan Internasional, Taiwan Tuding China Akan Hambat Pakta Perdagangan Trans Pasifik /bangkokpost.com/

SEMARANGKU – Taiwan menuding bahwa China akan menghambat pakta perdagangan Trans Pasifik (CPTPP), apabila bergabung lebih dahulu.

Taiwan juga mengatakan bahwa China dapat berpotensi untuk menghambat politik yang terjadi antar negara yang bergabung dalam CPTPP.

Pada tahun-tahun sebelumnya, Taiwan memang terlebih dahulu bergabung dengan CPTPP namun kini China mendahului Taiwan.

Baca Juga: Picu Perlombaan Senjata Nuklir, Malaysia Mulai Cari Posisi China di Kemitraan Pertahanan di Laut Natuna Utara

Baca Juga: Pemerintah China Tak Berencana Bangun Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Batubara Baru di Luar Negeri

Tak hanya itu, China pun berusaha mencegah Taiwan untuk bergabung dengan CPTPP karena mendesak bahwa Taiwan adalah bagian dari China.

Taiwan diketahui telah mendaftar seminggu setelah China mendaftar CPTPP tersebut.

Usai mendaftar pada program tersebut, Taiwan kemudian didepak dari banyak badan internasional karena desakan China.

Kepala negosiator perdagangan Taiwan John Deng mengatakan kepada wartawan bahwa China selalu berusaha menghalangi partisipasi Taiwan secara internasional.

“Jadi kalau China bergabung dulu, kasus keanggotaan Taiwan seharusnya cukup berisiko. Ini cukup jelas,” katanya dikutip Semarangku dari Reuters.

Tetapi Taiwan memiliki sistem yang berbeda dari China, menunjuk pada demokrasi Taiwan, supremasi hukum, undang-undang yang transparan, dan penghormatan terhadap hak milik pribadi.

“Bagaimana China berkomentar tentang ini adalah masalah bagi mereka,” kata Deng.

Dia menambahkan bahwa Taiwan, produsen semikonduktor utama, telah mengajukan permohonan untuk bergabung dalam badan internasional.

Seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) - Wilayah Pabean Terpisah Taiwan, Penghu, Kinmen dan Matsu. Taiwan adalah anggota kelompok WTO dan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

“Saya menekankan bahwa Taiwan adalah negara yang berdaulat dan mandiri. Ia memiliki namanya sendiri,” kata Deng.

“Tetapi untuk kesepakatan perdagangan, nama yang telah kami gunakan selama bertahun-tahun adalah yang paling tidak kontroversial,” lanjutnya.

Permohonan CPTPP diajukan kepada pemerintah Selandia Baru, yang menangani dokumen-dokumen tersebut.

Deng mengatakan dia tidak dapat memprediksi kapan Taiwan akan diizinkan untuk bergabung dengan CPTPP.

Perjanjian 12-anggota asli, yang dikenal sebagai Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), dipandang sebagai penyeimbang ekonomi yang penting bagi pengaruh China yang semakin besar.

Pengelompokan, yang berganti nama menjadi CPTPP, menghubungkan Kanada, Australia, Brunei, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler