Minta Pelanggan Pakai Masker, Pekerja Pom Bensin Ini Malah Ditembak hingga Meninggal

23 September 2021, 14:15 WIB
Ilustrasi/Minta Pelanggan Pakai Masker, Pekerja Pom Bensin Ini Malah Ditembak hingga Meninggal /pixabay.com/@leo2014

SEMARANGKU - Politisi Jerman menyatakan bahwa mereka terkejut tentang pembunuhan yang terjadi di pom bensin.

Seorang pekerja pom bensin pada awalnya meminta pelanggan untuk mengenakan masker.

Permintaan kasir pom bensin berusia 20 tahun itu diabaikan oleh seorang pria berumur 49 tahun yang ingin membeli bir.

Pria tersebut tidak menggunakan masker wajah dan menyangkal virus corona ada.

Pembunuhan tersebut terjadi di kota barat Idar-Oberstein.

Baca Juga: Beberapa Warga Israel Mencemooh Penggunaan Masker dan Hadapi Lonjakan Covid-19 Meski Sudah Vaksinasi Massal

Jaksa mengatakan bahwa kasir pompa bensin, 20, telah meminta seorang pria berusia 49 tahun yang ingin membeli bir untuk mematuhi aturan dan mengenakan masker.

Pelanggan menolak dan pergi tetapi kembali kemudian mengenakan masker.

"Kemudian pelaku menarik pistol dan menembak kasir di kepala dari depan. Korban jatuh ke lantai dan langsung meninggal," kata jaksa Kai Fuhrmann.

Tersangka kemudian menyerahkan diri di kantor polisi, mengatakan langkah-langkah virus corona menyebabkan dia stres.

Pembunuhan itu terjadi seminggu sebelum pemilihan federal di mana Alternatif sayap kanan untuk Jerman (AfD) telah mencoba merayu pemilih dengan kampanye anti-lockdown dan anti-vaksin.

Sementara itu, politisi menanggapi pesan yang beredar di media sosial dari kelompok sayap kanan dan apa yang disebut "Querdenker" (pemikir lateral) yang menyangkal virus corona dan yang menunjukkan simpati terhadap si pembunuh.

Baca Juga: Di Inggris, Pemerintah Memperbolehkan Warganya Tidak Memakai Masker dan Mencabut Pembatasan Covid-19

"Kebencian dan hasutan yang datang dari orang-orang ini yang tidak dapat diajarkan membagi komunitas kita dan membunuh orang. Mereka tidak memiliki tempat di masyarakat kita," tweet Menteri Luar Negeri Heiko Maas.

Menteri Kehakiman Christine Lambrecht mengatakan itu menjijikkan bagaimana pembunuhan itu disalahgunakan untuk memicu kebencian.

Negara harus melawan radikalisasi penyangkal virus corona yang bersedia menggunakan kekerasan dengan segala cara yang mungkin," katanya.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler