Pria di Ceko Alami Kebocoran Cerebrospinal Selama 9 Bulan Usai Jalani Tes Swab Covid-19

21 September 2021, 18:45 WIB
Ilustrasi tes swab antigen, Pria di Ceko Alami Kebocoran Cerebrospinal Selama 9 Bulan Usai Jalani Tes Swab Covid-19 /Stephan Hösl / PIXABAY

SEMARANGKU – Seorang pria di Ceko mengalami cerebrospinal selama sembilan bulan usai menjalani tes swab Covid-19.

Sebelumnya, ia tidak menyadari bahwa ia mengalami cerebrospinal selama sembilan bulan lamanya usai menjalani tes swab Covid-19.

Selama sembilan bulan usai menajalani tes swab, pria Ceko tersebut mengalami hidung berair tanpa henti seperti flu.

Baca Juga: Seorang Balita Meninggal Dunia Akibat, Setelah Alat Swab Patah di Dalam Hidung

Baca Juga: Pabrik Alat Swab Covid-19 di Amerika Buang Produknya Setelah di Kunjungi Donald Trump

Ternyata, bukan flu biasa, pria asal Ceko tersebut merupkan cairan cerebrospinal (CSF) yang bocor usai menjalni swab.

Cairan cerebrospinal tersebut terus keluar dari hidung kanannya dan bukan ingus yang keluar seperti ketika seseorang mengalami flu.

Cairan cerebrospinal merupakan cairan yang membantu untuk melindungi otak serta sumsum tulang belakang di dalam tengkorak.

Bocornya cairan cerebrospinal diketahui karena, ia mengalami cidera yang disebabkan oleh tes swab Covid-19.

Sebelumnya, kebecoran cerebrospinal tidak pernah terdengar serta jarang terjadi, terlebih karena disebabkan oleh swab Coivd-19.

Kasus pria Ceko tersebut merupakan kasus pertama dari kebocoran cerebrospinal yang diketahi dan tidak terkait dengan cacat tengkorak.

Pria Ceko yang tidak disebutkan namanya tersebut mendapatkan tes swab Covid-19 di hidung pada Maret 2020.

Tes swab Covid-19nya menunjukan bahwa negatef terpapar virus Covid-19, sehingga ketika ia mengalami hidung meler selama sembilan bulan ia berasumsi bahwa itu hanya alergi biasa.

Baru pada bulan Desember dia memutuskan untuk memeriksakan ke dokter.

Setelah memindai kepala pria itu, dokter menemukan bahwa tes swab Covid-19 telah merusak pelat cribriformnya, tulang yang memisahkan hidung dari otak.

Kebocoran CSF pada dasarnya tidak berbahaya dan pasien dapat menjalani hidup mereka selama bertahun-tahun tanpa masalah.

Tetapi mereka membuat orang lebih rentan terhadap infeksi otak yang berbahaya seperti meningitis, karena sistem saraf pusat lebih terpapar.

Dikutip Semarangku melalui Futurism, dua pasien lain mengalami kebocoran CSF setelah mendapatkan tes swab hidung untuk Covid-19.

Dalam kedua kasus, pasien diketahui sudah memiliki masalah dengan tengkorak mereka, dokter juga mengatakan bahwa swab Covid-19 bisa dimasukkan pada sudut yang salah.

Terlepas dari itu, cedera semacam ini setelah tes swab Covid-19 sangat jarang terjadi.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler