Seorang Balita Meninggal Dunia Akibat, Setelah Alat Swab Patah di Dalam Hidung

- 15 Juli 2020, 20:00 WIB
Balita berusia 1,5 tahun asal Arab Saudi yang tewas saat tes swab Covid-19. /Twitter via Gulf News
Balita berusia 1,5 tahun asal Arab Saudi yang tewas saat tes swab Covid-19. /Twitter via Gulf News /

 

 
SEMARANGKU - Di masa pandemi corona ini, banyak orang-orang yang ingin mengikuti rapid test maupun swab test.
 
Mereka ingin mengetahui apakah mereka positif, reaktan, atau negatif dari virus corona. Rapid test sendiri dilakukan dengan cara mengambil sampel darah. 
 
Sedangkan untuk swab test dilakukan dengan cara mengambil lendir dari hidung. Namun, ternyata swab test dapat membahayakan bagi manusia.
 
 
Dikutip dari JurnalPresisi.com, seorang balita meninggal dunia setelah mengikuti rangkaian tes Covid-19.
 
Balita di Shaqra, Arab Saudi, berinisial A berusia 1 tahun tewas usai ikut tes Covid-19 di Rumah Sakit Umum Shaqra.
 
Balita itu dibawa ke rumah sakit oleh keluarga lantaran suhu tubuhnya yang mendadak tinggi.
 
 
Sang anak diminta untuk mengikuti rangkaian tes Covid-19, hal itu guna mengecek apakah korban membawa virus corona atau tidak.
 
Namun saat dilakukan pengecekan Covid-19, alat tes swab justru patah di dalam hidung korban.
 
Dokter yang menangani langsung mencoba memberikan anastesi ke korban guna mengeluarkan patahan alat tes terebut.
 
 
Sayangnya, anak laki-laki tersebut ditinggalkan begitu saja oleh tim medis tanpa penanganan lanjutan. Korban yang masih di bawah umur pun kehilangan kesadaran karena sulit bernapas.
 
Sang bocah pun meninggal dunia setelah 24 jam masuk ke rumah sakit. Kematian sang anak pun begitu disesali oleh paman sekaligus kuasa hukum korban.
 
"Anak itu tak punya riwayat penyakit kronis. Pada Jumat sore badannya hanya panas kemudian dibawa ke rumah sakit oleh ibunya. Meski cuma panas, dia tetap diminta ikut tes swab," ucap sang paman.
 
Artikel ini sudah tayang di JurnalPresisi.com dengan judul: Alat Tes Swab Patah Saat Dimasukkan Hidung, Seorang Balita Meninggal Karena Sesak Napas
 
 
Keponakannya itu kesulitan bernapas lantaran saluran udara di paru-parunya tertutup.
 
"Ketika kami minta agar korban dipindah ke rumah sakit lain, kami harus duduk menunggu ambulans yang tak kunjung datang. Ketika zuhur, korban tak pula dipindahkan, dan justru meninggal dunia," jelasnya.
 
Menurut Gulf News, ayah korban, Abdullah Al Joufan awalnya menolak upaya anastesi yang dilakukan oknum dokter tersebut. Ia bahkan meminta agar putranya ditangani dokter spesialis.
 
 
"Tapi, petugas rumah sakit mengatakan dokter spesialis sedang absen," ucap Abdullah.***(Eggy Awang/Jurnal Presisi)

Editor: Heru Fajar

Sumber: Jurnal Presisi PR


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x