Lebih dari 40 Organisasi Muslim Menentang Pembangunan Hotel di Dekat Masjid Uighur

17 September 2021, 16:00 WIB
Lebih dari 40 Organisasi Muslim Menentang Pembangunan Hotel di Dekat Masjid Uighur /REUTERS/Ben Blanchard

SEMARANGKU - Banyak kelompok Muslim yang memboikot Hilton atas rencana hotel di masjid Uighur.

Masjid yang dihancurkan pada 2018 di Hotan di Xinjiang adalah salah satu dari banyak yang rusak atau dihancurkan oleh China dalam kampanye melawan Uighur.

Lebih dari 40 organisasi hak-hak sipil Muslim-Amerika di Amerika Serikat mengumumkan pada hari Kamis sebuah kampanye untuk memboikot Hilton Worldwide.

Mereka berencana untuk membangun sebuah hotel di lokasi sebuah masjid Uighur yang dibuldoser oleh pihak berwenang di wilayah Xinjiang China.

Sebuah organisasi di garis depan inisiatif, mengatakan mereka telah bernegosiasi secara tidak langsung dengan kelompok hotel yang meminta mereka untuk membatalkan rencana konstruksi, tetapi pembicaraan itu tidak berhasil.

"Hari ini, kami mengumumkan kampanye boikot global terhadap Hilton," kata Direktur Eksekutif CAIR Nihad Awad.

Baca Juga: Pria Muslim Terisolasi 15 Tahun di Penjara setelah Menjadi Korban Penangkapan Pasca-9/11, Dituduh Teroris

"Anda dan saya memiliki pilihan untuk memilih ke mana harus pergi dalam perjalanan Anda atau melakukan pertemuan bisnis atau mengadakan acara, pernikahan atau perjamuan," kata Awad.

Dikatakan bahwa proyek tersebut adalah pelanggaran hak asasi manusia yang berkontribusi pada penghancuran budaya dan iman Uighur.

China telah melancarkan kampanye panjang terhadap sebagian besar penduduk Muslim Uighur dengan penahanan massal, sterilisasi paksa, memisahkan anak-anak dari keluarga dan menghancurkan lokasi agama dan budaya.

Meskipun begitu, China membantah klaim tersebut.

Baca Juga: Gemar Timbulkan Kebencian Agama di Myanmar dan Facebook Turun Tangan, Biksu Anti-Muslim Terkenal Dibebaskan

PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia memperkirakan bahwa satu juta orang Uighur dan etnis minoritas lainnya ditahan di kamp-kamp di mana mereka telah bekerja di Xinjiang.

China awalnya membantah kamp-kamp itu ada, tetapi sejak itu mengatakan mereka adalah pusat kejuruan yang dirancang untuk memerangi ekstremisme.

hina telah membantah tuduhan bahwa mereka menganiaya minoritas Muslim Uighur di Xinjiang, atau bahwa kerja paksa dilakukan di sana.

Pada bulan Januari, AS mengumumkan larangan impor pada semua produk kapas dan tomat dari Xinjiang atas tuduhan bahwa mereka dibuat dengan kerja paksa oleh uighur.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler