Kekerasan di Suriah Memburuk, Penyelidik PBB Temukan Kasus Kejahatan Perang yang Masih Berlanjut

15 September 2021, 09:01 WIB
Kekerasan di Suriah Memburuk, Penyelidik PBB Temukan Kasus Kejahatan Perang yang Masih Berlanjut /Pixabay/Kaufdex/

SEMARANGKU – Penyelidik PBB membeberkan bahwa kekerasan yang terjadi di Suriah kian memburuk.

Para pengungsi dari Suriah dihimbau oleh PBB untuk tidak kembali ke negaranya, karena Suriah dianggap dalam keadaan tidak aman.

Penyelidik kejahatan perang PBB telah mendokumentasikan memburuknya kekerasan dan pelanggaran hak yang terjadi di Suriah oleh pasukan pemerintah setempat.

Baca Juga: Afghanistan Diambang Kelaparan, PBB Janjikan 1 Miliar Dollar Untuk Bantuan

Komisi Penyelidikan PBB tentang Suriah mengatakan situasi keseluruhan semakin suram.

Penyelidik PBB mencatata bahwa terjadi permusuhan di beberapa daerah, perekonomian yang runtuh, dan serangan oleh militan Negara Islam yang meningkat.

Selama satu dekade, Suriah masih dianggap tidak aman oleh penyelidik PBB untuk para pengungsi yang ingin kembali ke negara asalnya.

“Satu dekade kemudian, pihak-pihak dalam konflik terus melakukan kejahatan perang,” kata Ketua Komisi, Paulo Pinheiro dikutip Semarangku dari Reuters.

Baca Juga: PBB Peringatkan Afghanistan akan Hadapi Kehancuran Total, Utusan: Biarkan Ekonomi Bernafas

“Dan kejahatan terhadap kemanusiaan dan melanggar hak asasi manusia di Suriah,” lanjutnya.

“Perang terhadap warga sipil Suriah terus berlanjut, dan sulit bagi mereka untuk menemukan keamanan atau tempat berlindung yang aman di negara yang dilanda perang ini,” kata Pinheiro.

Dilaporkan bahwa terjadi insiden penahanan yang sewenang-wenang dan tanpa komunikasi oleh pasukan pemerintah yang terus berlanjut.

Komisi penyelidik PBB untuk Suriah telah mendokumentasikan penyiksaan hingga kekerasan seksusal dalam penahanan yang terjadi di Suriah.

Tak hanya itu, penyelidik PBB pun menemukan kasus kematian dan penghilangan paksa yang terjadi dalam penahanan.

Perang di Suriah muncul ketika terjadi pemberontakan melawan pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad.

Perang tersebut kemudian telah memicu krisis pengungsi terbesar di dunia yang pernah terjadi.

Tetangga Suriah bahkan telah menampung 5,6 juta pengungsi Suriah, sementara negara-negara di Eropa pun telah menampung lebih dari satu juta pengungsi.

Ketika penyelidik PBB menemukan fakta bahwa Suriah masih tak layak untuk pengungsi kembali ke negaranya, beberapa pengungsi menghadapi tekanan yang berbeda.

Dilaporkan bahwa pengungsi Suriah di beberapa negara tengah menghadapi tekanan untuk kembali ke negara asalnya.

Sementara itu, PBB melaporkan bahwa telah terjadi pengepungan di daerah-daerah Suriah.

Selain itu, laporan hingga akhir Juni menunjukan bahwa terjadi peningkatan permusuhan yang terjadi di barat laut Suriah.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler