WHO Desak Negara Kaya untuk Tunda Vaksin Booster Covid-19 Hingga 2022

10 September 2021, 05:20 WIB
WHO Desak Negara Kaya Untuk Tunda Vaksin Booster Covid-19 Hingga 2022/Christopher Black/Handout via REUTERS /

SEMARANGKU – WHO menyerukan perpanjang suntikan vaksin booster untuk Covid-19 pada negara-negara kaya hingga 2022.

Direktur jenderal WHO Tedros Adhanom meminta negara-negara kaya untuk menahan diri memberikan vaksin booster Covid-19 pada warganya.

Vaksin booster Covid-19 diketahui diberikan oleh penduduk dari negara kaya, karena negara-negara tersebut memiliki persediaan vaksin yang cukup tinggi.

Baca Juga: Para Ilmuwan di Tim WHO ungkap Pencarian Asal-usul Covid-19 Telah Terhenti dan Ditutup dengan Cepat

Tderos Adhanom pun mengaku kaget dengan komentar yang diberikan oleh asosiasi produsen farmasi terkemuka mengenai persediaan vaksin pada negara-negara kaya.

Sementara itu, beberapa negara masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan persediaan vaksin Covid-19 yang dinilai sangat dibutuhkan.

“Saya tidak akan tinggal diam, ketika perusahaan dan negara yang mengontrol vaksin global berpikir bahwa orang miskin harus puas dengan sisa vaksin,” katanya.

Tedros pun mengatakan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah bukan prioritas kedua atau ketiga.

Baca Juga: WHO Kumpulkan 25 Ahli Terbaik untuk Selidiki Virus Baru yang Bisa Memicu Pandemi Berikutnya

“Petugas kesehatan mereka, orang tua dan kelompok berisiko lainnya memiliki hal yang sama untuk dilindungi,” kata Tedros dikutip Semarangku dari Al-Jazeera.

Tedros sebelumnya telah menyerukan moratorium pada vaksin booster Covid-19 hingga akhir September.

Tetapi, negara-negara kaya termasuk Israel, Inggris, Denmark, Prancis, Spanyol dan Amerika telah memulai atau mempertimbangkan untuk memberikan vaksin booster Covid-19.

Kepala WHO mengatakan dia menerima pesan dukungan dari menteri kesehatan pada pertemuan negara-negara.

“Sebulan yang lalu, saya menyerukan moratorium global pada dosis booster, setidaknya sampai akhir September,” kata Tedros.

“Untuk memprioritaskan vaksinasi orang yang paling berisiko di seluruh dunia yang belum menerima dosis pertama mereka,” lanjut Tedros.

Moratorium untuk memberikan vaksin booster Covid-19 dilakukan untuk mengantisipasi agar negara lain dapat memberikan vaksin Covid-19 pada 40 persen populasinya.

Negara-negara kaya juga telah menawarkan untuk menyumbangkan satu miliar dosis vaksin ke negara lain.

Tetapi kurang dari 15 persen dari dosis vaksin Covid-19 tersebut telah “terwujud”, katanya dengan mengatakan bahwa produsen telah berjanji untuk memprioritaskan program yang didukung PBB.

Program tersebut adalah untuk memberikan vaksin kepada orang-orang yang dianggap paling membutuhkan.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler