SEMARANGKU - Ratusan migran hidup kedinginan di tengah musim salju di kamp Lipa, barat laut Bosnia Herzegovina.
Para migran tersebut hanya hidup dengan menggunakans selimut serta kantong tidur usai kamp yang mereka tempati terbakar.
Kebakaran kamp yang terjadi di dekat kota Bihac tersebut telah menyebabkan para migran hidup di tengah dinginnya musim salju di wilayah itu.
Baca Juga: Pertahanan Kuat, Negara Ini Mampu Tangkis Serangan Rudal Israel
Baca Juga: Mobil Militer Israel Jadi Korban Ledakan Bom di Lebanon, Pasukan Menjerit Kesakitan
Terkait hal tersebut, pihak Bosnia Herzegovina mendapatkan banyak kritikan karena dinilai tidak bisa mengantisipasi kejadian tersebut.
Lebih parahnya lagi, otoritas Bosnia Herzegovina belum menemukan solusi untuk para migran tersebut.
Peter Van Der Auweraert selaku Kepala Misi Organisasi Internasional untuk Migrasi di Bosnia menjelaskan dalam unggahan di akun Twitter-nya bahwa para igran saat ini tidak punya apa-apa.
Baca Juga: Cek Jadwal Jam dan Lokasi Rapid Test Antigen di Jateng Hari Ini, Minggu 27 Desember 2020
Baca Juga: BLT UMKM Rp2,4 Juta Akan Hadir di Tahun 2021, Namun Hanya 5 Golongan yang Dapat
"Salju telah turun, suhu di bawah nol, tidak ada pemanas, tidak ada apa-apa," ujar Peter.
"Ini bukanlah cara hidup seseorang. Kami membutuhkan keberanian dan tindakan politik sekarang," tambahnya.
Bahkan kritik juga muncul dari Dewan Pengungsi Denmark, PBB, dan Migrasi PBB.
"Terserah pihak berwenang untuk memberikan perlindungan minimum bagi mereka yang terdampar di luar pusat penerimaan dalam kondisi musim dingin yang memburuk. Ini termasuk mereka yang terdampar di lokasi Lipa tetapi juga sekitar 2.000 lainnya, dipaksa untuk mencoba dan bertahan hidup di gedung-gedung yang ditinggalkan dan kamp-kamp peralihan," tegas pernyataan dari pihak PBB.
Baca Juga: Dituduh Serang Rumah Sakit Anak-anak, Militer Israel: Kami Hanya Serang 3 Target Ini
Baca Juga: Ngamuk! 14 Warga Brebes Ambil Paksa Jenazah Covid-19, Sempat Pecahkan Pintu Kaca RSUD
"Gagal bertindak dengan sangat mendesak akan membahayakan nyawa," tambahnya.
Pada hari Sabtu lalu, akhirnya pihak Bosnia Hersegovina bertindak, para migran dikumpulkan untuk menerima bantuan pangan.
Dilansir dari Al Jazeera, salah satu migran asal Pakistan bernama Kasim, mengaku selama ini mereka hidup seperti binatang, dan akan mati jika tidak ditolong.
Baca Juga: Live Streaming Pengajian Ahad Pagi MTA 27 Desember 2020, Bahas Tema Musbil
Baca Juga: Timnas U-19 Indonesia TC ke Spanyol, Pelatih Shin Tae Yong Malah Ketinggalan
"Kami hidup seperti binatang. Bahkan hewan pun hidup lebih baik dari kita!" Tutur Kasim.
"Jika mereka [tidak] membantu kami, kami akan mati, jadi tolong bantu kami," lanjutnya. ***