Network
“Biasanya ukuran warung soto yang memakai pesugihan tidaklah begitu besar, antriannya ramai, dan seakan-akan sudah memiliki nama walaupun baru buka di hari pertama,” ucapnya.
Rio juga menjelaskan, jika ada kios makanan yang diduga memakai pesugihan akan terlihat dari para pengunjungnya yang lahap saat makan. Lahap dalam artian yang tidak wajar, seperti kelaparan dan tidak ada jeda nafas saat makan.
Selain itu apabila adzan berkumandang, pengunjung enggan untuk melaksanakan salat dan tergoda dengan makanan yang ada di depannya. Pada tempat makan dengan pesugihan dan penglaris, biasanya tidak disediakan tempat salat dan tempat mencuci tangan di dekat pintu masuk.
“Saat adzan berkumandang, makanan terasa menggoda. Itu erat kaitannya dengan pesugihan. Seperti terlena dengan aroma makanan dan tampilannya, sehingga meninggalkan seruan adzan,” ucapnya.
Jika memang mencurigai makanan tersebut terdapat pesugihan, cobalah untuk membungkusnya ke rumah dan berdoa sebelum makan.
Tidak jarang, makanan dari warung pesugihan yang dibawa pulang akan menjadi basi dan berbau anyir.
Dari pengalamannya, jika telah mengonsumsi makanan dari warung pesugihan akan ada perasaan ingin kembali ke sana untuk mencobanya. Lazimnya hasrati ini akan berlalu dalam 3 hari saja.
“Setelah tiga hari, ingatan akan makanan tersebut akan hilang,” ucapnya.
Hal ini sangatlah berbahaya. Jika setiap hari mengunjungi warung makan tersebut dibuat linglung dan kembali ke warung makan pesugihan, kemungkinan besar makanan yang dikonsumsi sudah diludahi pocong.
Kondisi fisik orang yang sering makan di warung pesugihan pun terlihat seperti orang yang terkena busung lapar, badannya kurus kering dan perutnya buncit.*** (Mochamad Wahyu Surya Hadita/Mapay Bandung)
