Kisah Nyata dari Dokter yang Bisa Rasakan Sakit dari Pasiennya karena Alami Kondisi Mirror-touch Synesthesia

1 Desember 2021, 14:55 WIB
Ilustrasi dokter/Kisah Nyata dari Dokter yang Bisa Rasakan Sakit dari Pasiennya karena Alami Kondisi Mirror-touch Synesthesia /Pexels.com/Thirdman

SEMARANGKU - Ada seorang dokter bernama Dr Joel Salinas, dia bisa merasakan rasa sakit dari pasiennya.

Hal itu karena dokter Joel Salinas mengalami kondisi Mirror-touch Synesthesia.

Kondisi dari dokter Joel Salinas itu membuat otaknya menciptakan sensasi rasa sakit di tubuhnya saat melihat orang mengalami rasa sakit atau saat menyentuh mereka.

Pada tahun 2008, ketika Joel Salinas masih mahasiswa kedokteran tahun ketiga, dia melihat seseorang meninggal karena serangan jantung.

Tanpa peringatan apapun, Salinas mulai merasakan tekanan di dadanya sendiri.

Setiap kali dia melihat seseorang mengalami rasa sakit, atau bahkan hanya melalui indera peraba, otaknya menciptakan kembali sensasi di tubuhnya sendiri.

Salinas memiliki ingatan masa kecil tentang kondisi ini dan memiliki masalah menyesuaikan diri dengan anak-anak di sekolah.

Baca Juga: Kisah Nyata, Wanita Tidak Sadarkan Diri Diselamatkan oleh Balita Berusia 3 Tahun Lewat Kartun yang Ditonton

Dia ingat bahwa menonton TV membuatnya merasa baik karena tubuhnya mencerminkan semua gerakan yang terjadi di layar.

Saat ia tumbuh dewasa, ia menemukan pelipur lara dalam penyembuhan orang dan memutuskan untuk mengejar karir medis.

Baru pada tahun 2005 dia menyadari bahwa cara dia memandang dunia berbeda dari orang lain.

Baca Juga: Fuji dan Fadly Ceritakan Kisah Cinta Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah yang Sempat Ditentang Keluarga

Dia mengunjungi seorang ahli sinestesia terkemuka, ahli saraf Dr. VS Ramachandran, dan menemukan bahwa kondisinya adalah jenis sinestesia yang baru ditemukan yang disebut "sentuhan cermin."

Sementara itu, Para ilmuwan sekarang mengatakan bahwa mungkin kita semua dilahirkan dengan sinestesia.

Dikutip dari unbelievable-facts.com, menurut sebuah penelitian, bayi mengasosiasikan bentuk yang berbeda dengan warna yang berbeda, tetapi penggabungan semakin berkurang seiring perkembangan otak kita.

Dalam beberapa kasus orang seperti Salinas, penggabungan tetap ada. Beberapa orang mungkin menyebut ini kelainan, tetapi bagi Salinas, sinestesia telah membantunya menjadi dokter yang lebih baik.***

 

Editor: Ajeng Putri Atika

Tags

Terkini

Terpopuler