Desa Gaib di Gunung Slamet Serupa dengan Dunia Manusia, Bedanya Hanya di Sepertiga Malam Part III

12 November 2021, 18:57 WIB
Desa Gaib di Gunung Slamet Serupa dengan Dunia Manusia, Bedanya Hanya di Sepertiga Malam Part III /Pixabay/rkarkowski/

SEMARANGKU – Kondisi desa gaib di Gunung Slamet serupa dengan dunia manusia, bedanya hanya di sepertiga malam.

Awe menceritakan situasi dan kondisi di desa gaib Gunung Slamet yang mirip dengan dunia nyata.

Tetapi ada beberapa perbedaan yang membuat Awe berani mengatakan bahwa desa gaib di Gunung Slamet berbeda dengan dunia nyata.

Baca Juga: Kisah Awe tentang yang Berputar-Putar di Desa Gaib Gunung Slamet: Sampai 3 kali Part II

Baca Juga: Kisah Terbongkarnya Penglarisan Ludah Pocong di Warung Soto Bandung. Sangat Mengerikan

Untuk pertama kalinya, Awe tersasar ke desa gaib di Gunung Slamet selama 3 hari karena tidak bisa keluar.

Tapi setelah keluar dan ketemu teman sesama pendaki yang bernama Aden, Aden berkata bahwa Awe hilang baru 1 jam.

Saking penasarannya dengan desa gaib dan bingung dengan perbedaan waktu di sana dengan di dunia nyata, Awe kemudian turun gunung dan menitipkan tasnya di basecamp.

Awe berniat ingin bertemu dengan pendaki lain yang ‘nyasar’ di desa gaib dan tidak bisa pulang.

Dalam bayangannya, Awe akan masuk ke desa gaib selama 2-3 hari sehingga di dunia nyata dia hanya akan pergi selama 1-2 jam.

“Ternyata 9 hari nggak pulang ke Bekasi. Jadi emang waktunya nggak tentu,” kata Awe.

Ketika berhasil masuk ke desa gaib untuk yang kedua kalinya, Awe bertemu dengan 5 pendaki lain yang ‘nyasar’ di desa gaib dan mengaku betah di sana.

“Kalau pulang mas aja, kami udah betah di sini,” kata Awe menirukan kelima pendaki tersebut.

Awe awalnya tidak paham kenapa mereka tidak mau kembali ke dunia nyata.

Walaupun di sana kehidupan tampak sama dengan di dunia manusia.

Para penduduk desa gaib juga selayaknya manusia biasa tetapi dengan ekspresi yang datar.

Di kunjungan kedua ini pun Awe sudah bisa berinteraksi dengan penduduk desa gaib.

Sedangkan perbedaan yang dirasakan Awe ketika berada di desa gaib adalah saat sepertiga malam.

“Yang paling jelas perbedaan pada saat perubahan wujud. Kayak sepertiga malam sekitar jam 01.30 pagi mulai ada perubahan wujud dari manusia ke separuh hewan, kecuali unggas. Ada ular, kuda, monyet, macam-macam. Kepalanya manusia. Tidak ada tangan, yang punya tangan hanya Bapak Rawuh,” kata Awe.***

Editor: Fitriyatur Rosidah

Sumber: Youtube VDVC Talk

Tags

Terkini

Terpopuler