Network
SEMARANGKU - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi di Indonesia sepanjang tahun 2021 sebesar 1,87 persen.
BPS mencatat inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 0,57 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono memaparkan yang menjadi penyebab tingginya inflasi pada Desember adalah harga sejumlah komoditas.
"Seperti cabai rawit memberi andil 0,11 persen, minyak goreng 0,08 persen, dan telur ayam ras 0,05 persen," kata Margo.
Baca Juga: Giveaway Emas Mansa Musa Bikin Inflasi Timur Tengah Selama 10 Tahun, Timbuktu Disney Versi Nyata?
Dikutip Semarangku.com dari laman resmi BPS, kenaikan harga komoditas utama ini, terjadi seiring tingginya permintaan barang pada momen Natal dan Tahun Baru.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat kebutuhan pokok cabe rawit naik sebesar 86,25 persen.
Berdasarkan hasil rekap data BPS, laju inflasi tahunan ini lebih tinggi dibandingkan capaian tahun lalu yang sebesar 1,68 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa (Disjas) BPS Setianto, mengatakan tingkat inflasi tahun 2020 merupakan yang terendah sepanjang sejarah.
"Untuk tahun 2020 (inflasi) sebesar 1,68 persen. Ini kalau kita bandingkan sampai 2014, ini menunjukkan inflasi yang terendah," kata Setianto.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengatakan inflasi tahun 2021 menurutnya masih baik dan terjaga.
Hal ini melihat kondisi inflasi dari negara lain, misalnya Brazil yang inflasinya sudah diatas 10 persen.
Meskipun inflasi tahun 2021 masih terjaga, Sri Mulyani mewaspadai yang akan terjadi di tahun 2022 mendatang.
Pasalnya seiring dalam masa pemulihan ekonomi nasional, di sejumlah negara maju sedang terjadi inflasi yang tinggi.***
