Baca Juga: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Berduka, Ini Pesan yang Disampaikan
Baca Juga: Kronologi Pertamina RU VI Balongan di Indramayu Terbakar, Sempat Terdengar Ledakan!
Menurutnya, fungsi Bulog agak pincang. Disatu sisi mereka diminta nyerap gabah dari petani, tapi keluarnya tidak banyak, hanya untuk stok saja.
“Kalau sistemnya ndak dirubah, sudah pasti serapan Bulog nggak bisa bagus. Dampaknya harga petani pasti rendah karena betul-betul menggunakan mekanisme pasar dan diadu dengan pasar,” tegasnya.
Butuh terobosan baru kebijakan dari pemerintah pusat terkait hal ini. Kementerian Pertanian atau Kementerian Perdagangan diharapkan membuat terobosan baru.
Baca Juga: Kapolri Kantongi Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar, Jaringan Kelompok Ini
Baca Juga: Ganjar Pranowo Minta Masyarakat Tidak Lakukan Ini Pasca Ledakan Bom di Gereja Katedral Makassar
“Saya juga kepikiran, kalau pusat tidak melakukan, maka Pemda harus mengambil tindakan. Sepertinya kita harus punya gudang sendiri, mungkin kita yang melakukan fungsi PSO dan mengambil stok agar petani bisa terbantu. Kalau tidak ada saluran keluarnya, ngendonnya akan lebih banyak,” tandasnya.
Sementara itu, Pemimpin Wilayah Bulog Jateng, Miftahul Ulum mengatakan, ada sejumlah kendala dalam penyerapan gabah petani. Menurutnya, kualitas gabah petani tidak terlalu bagus.
“Kendalanya saat musim hujan kemarin. Jadi banyak gabah yang dipanen lebih awal, karena rusak. Dalam arti terkena banjir padi roboh jadi segera dipanen,” terangnya.