CEK FAKTA: Vaksin China Ditargetkan untuk Bunuh 100 Juta Penduduk Indonesia, Benarkah?

- 5 November 2020, 18:36 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19 /Foto: Pixabay/Dimhou/

SEMARANGKU – Beredar narasi di media sosial bahwa 100 juta penduduk Indonesia mati disebabkan vaksin dari China, benarkah?

Narasi tersebut beredar di aplikasi komunikasi yang populer seperti WhatsApp atau WA yang mengatakan 100 juta penduduk Indonesia mati disebabkan vaksin dari Tirai Bambu, China.

Dari pesan itulah, banyak warganet bertanya-tanya kebenaran informasi tersebut apakah valid atau hoaks?

Baca Juga: Gunung Merapi Berstatus Siaga, Ganjar Pranowo Beri Pesan Ini untuk Seluruh Aparat Hingga RT

Baca Juga: Selamat! Provinsi Jawa Tengah Dapat Penghargaan dari OJK, Ganjar Pranowo: Ini Tidak Mudah

Adapun bentuk tulisan narasi tersebut sebagai berikut:

“Hati-hati vaksin dapat membunuh jiwa. China menargetkan 100 juta penduduk Indonesia mati melalui vaksin China. Jangan ada yang mau divaksin. Biar China bangkrut, ini bisnis WHO. Yahudi nashoro China, yang jadi tujuan umat Islam. Kita wajib waspada. Negara rezim Jokowi jadi amburadul. Lengserkan Jokowi pemimpin kablingeeer.” Itulah bentuk narasi panjangnya.

Penjelasan

Hingga saat ini, Kamis 05 November 2020, tidak ada satu media pun yang membahas tentang kematian 100 juta penduduk Indonesia gara-gara vaksin dari China.

Baca Juga: Link Live Streaming AS Roma vs CFR Cluj Liga Eropa Malam Ini dan Prediksi Susunan Pemain Kedua Tim

Baca Juga: Ganjar Pranowo Digugat APINDO Jateng Soal Naikan UMP, Buruh Langsung Reaksi Siap Bekingi Gubernur

Maka, dapat dipastikan bahwa informasi narasi tersebut adalah hoaks atau palsu.

Dikutip SEMARANGKU dari Antara, terkait dengan penanganan Covid-19, Indonesia tidak hanya mengandalkan dari satu sumber vaksin saja.

Selain Sinovac dari China, Indonesia juga bekerja sama dengan perusahaan farmasi lain untuk mendapatkan vaksin, seperti Pfizer, Johnson and Johnson, Astra Zeneca, dan Cansiona Biologics serta beberapa perusahaan farmasi lainnya.

Baca Juga: Cara Cek Penerima Bansos BST Rp 500 Ribu per KK, Beras 15 Kg dan Bansos Lainnya Tanpa Harus Antri

Baca Juga: Gak Usah Bingung, Cara Cek Lolos Pengumuman Kartu Prakerja Gelombang 11 di www.prakerja.go.id

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Profesor Kusnaidi Rusmil Sp AK MM mengataka vaksin Sinovac dari China sudah masuk uji klinis tahap ketiga dan tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan.

“Kalau udah lulus tahap ketiga, vaksin dapat diperjualkan dan belikan,” kata Kusnaidi.

Dia menambahkan para relawan yang telah mengikuti imunisasi Vaksin Sinovac akan terus dipantau hingga enam bulan ke depan.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah