Matahari akan Mati, Ilmuwan Sebut Sinarnya Terus Meningkat hingga Mengakhiri Kehidupan di Bumi

- 7 September 2021, 19:30 WIB
Foto ilustrasi, sinar Matahari meningkat sekitar 10 persen setiap satu miliar tahun hingga menguapkan semua lautan di Bumi/pixabay/Geralt
Foto ilustrasi, sinar Matahari meningkat sekitar 10 persen setiap satu miliar tahun hingga menguapkan semua lautan di Bumi/pixabay/Geralt /

SEMARANGKU – Para ilmuwan telah mengungkapkan Matahari sedang menuju akhir dalam siklus hidupnya.

Matahari saat ini berusia sekitar 4,6 miliar tahun dan ilmuwan astronom percaya usianya sudah setengah jalan.

Pada tahun 2018, tim astronom internasional mengatakan sebelum masa-masa terakhirnya dalam 5 miliar tahun, Matahari akan menjadi raksasa merah.

Baca Juga: Picu Kiamat Internet di Seluruh Dunia, Ilmuwan Peringatkan Badai Besar Matahari Bisa Terjadi Kapan Saja 

Mereka mengungkapkan inti dari matahari akan menyusut, tetapi lapisan luarnya akan menghantam Bumi hingga meluas sampai ke orbit Mars.

Bukti menunjukkan bahwa kehidupan di Bumi hampir pasti akan akan berakhir sebelum waktu itu tiba.

Penelitian oleh ilmuwan melaporkan sinar Matahari meningkat sekitar 10 persen setiap satu miliar tahun.

Sinar Matahari yang meningkat akan menguapkan semua lautan di Bumi, sehingga membuat permukaannya terlalu panas untuk membentuk air.

 Baca Juga: Prediksi 1 Agustus 2021, Bumi Bisa Lumpuh Jika Badai Besar Matahari Ini Menghantamnya

Menurut penelitian terbaru dengan menggunakan permodelan komputer, Matahari akan menyusut dari raksasa merah menjadi katai putih dan mengakhiri hidupnya.

“Ketika sebuah bintang mati, ia mengeluarkan massa gas dan debu yang dikenal sebagai selubungnya ke luar angkasa,” kata Albert Zijlstra, astrofisikawan Universitas Manchester, dikutip dari Express 7 September 2021.

Zijlstra mengatakan penyusutan bintang bisa mencapai setengah dari massanya, pada titik ini kehidupan bintang kehabisan bahan bakar dan akhirnya mati.

Kemudian inti panas bintang akan membuat selubung yang bersinar terang atau yang disebut sebagai nebula planet selama 10.000 tahun .

Permodelan yang dibuat oleh Zijlstra memprediksi siklus hidup berbagai jenis bintang untuk mengetahui kecerahan nebula planet terkait dengan massa bintang yang berbeda.

Para ilmuwan sekarang memiliki permodelan yang jelas untuk mengukur siklus bintang terbesar kita yaitu Matahari.

Permodelan tersebut menunjukkan bahwa Matahari hanya akan hidup sebentar dari perkiraan sebelumnya.

“Kami sekarang tidak hanya memiliki cara untuk mengukur keberadaan bintang-bintang berusia miliaran tahun di galaksi yang jauh, yang sangat sulit untuk diukur,” kata Zijlstra.

“Kami bahkan telah menemukan apa yang akan terjadi ketika Matahari mati,” sambungnya.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah