Dalam skenario terburuk, badai besar matahari menyebabkan pemadamanan internet yang berlangsung selama berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan.
Studi para ilmuwan ini dituliskan dalam makalah yang berjudul “Solar Superstorms: Planning for a Internet Apocalypse”.
“Internet telah memainkan peran kunci dalam membantu kita menangani pandemi virus corona, peristiwa angsa hitam baru-baru ini,” tulis Profesor Jyothi, dikutip dari Express 3 September 2021.
Dia mengatakan para peneliti dan operator internet sebagian besar tidak mengetahui peristiwa angsa hitam lainnya yang menimbulkan ancaman langsung terhadap infrastruktur internet.
“Dalam makalah ini, kami menyelidiki dampak badai matahari yang berpotensi menyebabkan pemadaman internet skala besar yang mencakup seluruh dunia dan berlangsung beberapa bulan,” lanjutnya.
Badai besar matahari pernah menghantam Bumi di masa lalu sebelum munculnya internet, teknologi satelit, dan telepon.
Badai matahari terbesar yang pernah tercatat terjadi pada tahun 1859 yang dikenal sebagai peristiwa Carrington.
Saat itu matahari melepaskan sebagian besar plasma dan medan magnetnya yang disebut sebagai Coronal Mass Ejection (CME).
Badai matahari membakar kabel telegraf di Amerika Utara dan Eropa dan memicu beberapa kebakaran.