Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Layanan SIM Keliling Kota Semarang Maret 2023, Buka dari Pagi sampai Malam Hari
Namun seiring berjalannya waktu dentuman meriam telah tergantikan dengan petasan. Dentuman petasan tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat dan juga populer untuk memeriahkan perayaan.
Tidak hanya itu, pada Tradisi Dugderan ini juga terdapat Warak Ngendog sebagai ikon kota khas Semarang melambangkan kerukunan antar etnis. Warak Ngendog merupakan hewan mitologi rekaan hasil akulturasi tiga etnis yang digambarkan dengan kepala naga (kebudayaan etnis Cina), badan unta (kebudayaan etnis Arab) dan kaki kambing (kebudayaan etnis Jawa).
Secara perinciannya Tradisi Dugderan ini meliputi tiga rangkaian acara. Diantaranya adalah pasar malam, prosesi pengumuman awal bulan Ramadhan, dan kirab budaya
Untuk Warak Ngendok akan ditampilkan pada puncak dari Tradisi Dugderan, yakni pelaksanaan kirab budaya yang diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari beragam kesenian.
Pada perayaan Tradisi Dugderan ini juga membuka kesempatan masyarakat untuk memperoleh pendapatan. Karena dijadikan para pedagang sebagai ladang untuk memperoleh keuntungan. Banyak aneka ragam penjual makanan, minuman hingga mainan anak-anak yang ikut berkontribusi memeriahkan Tradisi Dugderan di Semarang.
Semoga Tradisi Dugderan yang merupakan perayaan multikultural ini terus lestari dan menjadi kebudayaan lokal Semarang yang selalu dikenal.***