Musim Hujan Telah Tiba Sejumlah Wilayah Kab. Cilacap Terendam Banjir, BPBD Jateng Langsung Terjun Menangani!

- 11 Oktober 2022, 14:30 WIB
Musim Hujan Telah Tiba Sejumlah Wilayah Kab. Cilacap Terendam Banjir, BPBD Jateng Langsung Terjun Menangani!
Musim Hujan Telah Tiba Sejumlah Wilayah Kab. Cilacap Terendam Banjir, BPBD Jateng Langsung Terjun Menangani! /

SEMARANGKU - Musim hujan mulai tiba dan sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap terendam banjir.

Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah secara sigap turt serta melakuikan penanganan becana alam tersebut.

Kepala Pelaksana Harian (BPBD) Jateng, Bergas C Penanggungan mememberikanm penjelasan jika pihaknya telah melakukan pemantauan langsung ke lokasi banjir di Cilacap.

Saat ini hasil menunjukkan dampak dari banjir telah ditangani.

Baca Juga: Klaim Hadiah Terbaru FF Dengan Bantuan Kode Redeem FF Free Fire Hari Ini Yang Tersedia di Sini!

"Banjir Cilacap saat ini, penanganannya di beberapa tempat cukup luas, memang cuaca ekstrem. Masyarakat tetap dievakuasi, tetap diamankan ke titik aman," kata Bergas dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa 11 Oktober 2022.

Kepala Pelaksana Harian (BPBD) Jateng memberikan penjelasan tambahan jhika yang diutamakan adalah kelompok rentan, ibu dan anak telah dievakuasi terebih dahulu.

Sedangkan untuk laki-laki yang dewasa diminta untuk turut serta menjaga lingkungan masing-masing.

Dengan demikian secara garis besar saat ini banjir di Cilacap telah ditangani.

"Alhamdulillah, di Cilacap sudah tertangani. Termasuk logistiknya untuk pengungsi dari Dinas Sosial sudah didorong untuk disampaikan ke titik pengungsian," tandasnya.

Meski begitu ada kecenderungan masyarakat yang memilih bertahan di rumah karena bencana tersebut adalah suatu hal yang dianggap biasa.

Baca Juga: iPhone 14 Pro Max Rilis Sejak 8 September 2022, Ternyata Spesifikasi Gahar dan Harga Murah Dimiliki iPhone 14

Walaupun begitu BPBD juga terus melakukan pendampingan dalamproses penangan bencana tersebut.

Sejumlah titik pengungsian itu adalah masjid, hingga Gedung MTs. Ketika pagi saat banjir surut, terang Bergas, pengungsi kembali ke rumah. Namun bila malam hari tiba dan banjir belum surut,  pengungsi kembali ke tempat pengungsian.

"Sudah ada dapur umum yang disediakan pemerintah setempat, warga setempat membantu untuk masak. Termasuk relawan juga membantu," ujarnya.

Dari data yang diteriman BPBD Jateng hingga saat ini sudah ada sekitar 14 kecamatan yang sebelumnya terendam banjir telah mengalami surut untuk sebagian besarnya.

Misalnya seperti di Kecamatan Maos, Kecamatan Gandrungamangu, Kecamatan Kedungreja, Kecamatan Kawunganten, Kecamatan Jeruklegi, Kecamatan Kesugihan, Kecamatan Majenang, dan Kecamatan Sampang.

Bencana banjir menyisakan 4 kecamatan tebesar di beberapa desa.

Sebagai contoh adalah seperti di Desa Sidareja; Kecamatan Kroya di Desa Mujurlor, Desa Gentasari, dan Desa Mujur, Desa Kedawung, Desa Sikampuh;  Kecamatan Gandrungamangu di Desa Cisumur; Kecamatan Bantarsari di Desa Rawajaya, Desa Binangun; Kecamatan Kampunglaut di Desa Panikel; Kecamatan Adipala di Desa Adiraja; dan di Kecamatan Patimuan. Dengan ketinggian rata-rata 30 - 50 cm.

Lalu untuk penyebab terjadinya banjir adalah intensitas hujan yang tinggi dengan durasi waktu yang cukup lama dari hari Jumat higga Sabtu atau pada 7-8 Oktober 2022 mulai pukul 13.00 WIB, pendangkalan sungai di Kabupaten Cilacap, penebangan lahan Perhutani mengakibatkan daya serap tanah kurang, hingga perubahan tata guna lahan di hulu dan perubahan tata ruang di hilir.

Kepala Pelaksana Harian (BPBD) Jateng, Bergas C Penanggungan menjelaskan jika pihaknya telah terus berkoordinasi dengan BPBD daerah serta memberikan dukungan penuh dalam melakukan proses penangan.

Termasuk juga turut menyebarkan informasi BMKG sebagai salah satu bentuk antisipasi jika terjadi becana susulan.

"Memang dari hasil BMKG telah kita sebarluaskan, di mana pada waktu lalu BMKG mengeluarkan informasi saat ini Jateng memasuki musim hujan, yang mana puncaknya di Januari-Februari. Maka, pada saat masa peralihan ini dari kemarau ke musim hujan biasanya ada cuaca ekstrem. Termasuk peralihan dari musim hujan ke kemarau juga sama. Pasti akan ada cuaca ekstrem," jelasnya.


Oleh karena itu, pemda juga mensosialisasikan informasi untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan akibat bencana alam yang terjadi akibat cuaca ekstrem.***

Editor: Hendrik Nuryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x