Ganjar Pranowo Minta Warga Gunakan Ilmu Titen dan Kentongan untuk Siaga Bencana Alam

- 3 November 2021, 18:25 WIB
Ilustrasi bencana alam
Ilustrasi bencana alam /Pixabay

SEMARANGKU – Sebagaian wilayah Jateng mulai dilanda cuaca ekstrem. Potensi bencana alam pun tinggi.

Karena itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta warga untuk siaga jika terjadi bencana alam.

Ganjar Pranowo juga meminta warga menghidupkan kembali ilmu titen dan kentongan sebagai kearifan lokal dalam menghadapi bencana alam.

Baca Juga: Ramalan Bencana Alam dari Denny Darko di Indonesia, Ada Longsor Hingga Banjir Bandang

Dengan kearifan lokal seperti kentongan dan ilmu titen tersebut diharapkan mampu meminimalisasi risiko jatuhnya korban jiwa maupun luka akibat bencana.

Diketahui saat ini musim hujan telah tiba. Kondisi itu mengakibatkan potensi bencana alam terjadi.

Dari bencana banjir bandang, bencana longsor, hingga potensi gempa yang berpeluang mengancam.

Plt Kalakhar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Safrudin menjelaskan,inisiasi gubernur berupa ilmu titen dan kentongan itu masih relevan di kalangan masyarakat.

Baca Juga: Denny Darko Prediksi Indonesia Akan Hadapi Bencana Alam, Minta Masyarakat Hindari Hal Ini

“Saya pikir masih relevan ya terkait dengan kentongan. Karena itu salah satu early warning system (suatu sistem peringatan/deteksi dini),” paparnya, Rabu 3 November 2021.

Menurutnya, hal itu sekaligus bisa menjadi peringatan di kalangan masyarakat untuk waspada terhadap peristiwa bencana alam.

“Bisa mengingatkan masyarakat untuk waspada,” ungkapnya.

Selain menghidupkan kearifan lokal itu, pihaknya juga mengingatkan masyarakat harus tetap mematuhi informasi-informasi dari BMKG.

Karena setiap saat, BMKG merilis data terkait dengan peringatan dini. Seperti rilis data titik daerah mana yang turun hujan.

Selanjutnya, informasi BMKG biasanya disampaikan BPBD kabupaten/kota dengan jejaringnya.

Kemudian, informasi peringatan BMKG bisa disampaikan ke kecamatan hingga desa. Termasuk ke babinsa dan babinkamtibmas.

Dijelaskan, bencana seperti banjir dan tanah longsor memang terjadi setiap tahun ketika musim hujan tiba.

Pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah terutam mengingatkan kembali daerah kabupaten/kota terkait dengan ancaman hidrometeorologi.

“Kami telah mengirimkan surat ke sekda seluruh kabupaten/kota di Jateng untuk mengantisipasi. Karena kemungkinan juga ada la ninanya seperti yang disampaikan BMKG. Mengingatkan kembali untuk menyebarkan informasi daerah yang rawan bencana," terang Safrudin.

Pihaknya juga telah menyampaikan informasi yang menjelaskan daerah yang rawan dengan membuat peta rawan bencana Jateng.

Informasi tersebut sudah disampaikan ke kabupaten/kota. Baik itu terkait daerah rawan banjir hingga longsor.

"Pemprov sudah menyampaikan edaran ke seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah melalui surat kepala Dinas ESDM. Terkait dengan daerah yang poetnsi rawan longsor setiap bulannya," tambahnya.

BPBD juga koordinasi dan konslodikasikan segala kekuatan yang ada, seperti TNI, Polri, relawan dan memutakhirkan data kependudukan. Karena ada pertumbuhan penduduk pada daerah terdampak.

Selain itu juga, pihaknya meminta kabupaten/kota menyebarkan nomor kontak BPBD setempat yang akan bermanfaat apabila terjadi kondisi darurat.

"Melalui Surat Gubernur, semua kabupaten/kota juga sudah melakukan apel siaga, rakor, hingga apel kesiapsiagaan,” tandasnya. ***

Editor: Mahendra Smg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah