SEMARANGKU - Mahasiswa Semarang menjuarai Latte Art Competition di Bali bernama Athariq Ghazilay.
Mahasiswa Semarang, Athariq Ghazilay, yang juga seorang barista memenangkan Latte Art Competition di Bali.
Mahasiswa Semarang bisa mengikuti Latte Art Competition di Bali karena kompetisi dilakukan secara virtual.
Baca Juga: Semarang Berencana Gelar PTM, Orang Tua Siap-siap antarkan Sekolah Anak
Latte Art Competition adalah ajang perlombaan bagi barista untuk membuat seni dalam secangkir kopi.
Penilaian yang dilakukan oleh juri meliputi contrast dari brown base kopi, simetris pattern dalam secangkir kopi dan kejelasan pattern (gambar).
Karena masih di masa pandemi, maka kompetisi dilakukan secara virtual, yaitu lewat Zoom untuk penyisihan dan final.
Latte Art Competition: National Tourism Student Championship diselenggarakan oleh Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional di Bali.
Proses seleksi dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain:
-
Babak Penyisihan. Yaitu seluruh peserta mengumpulkan karya latte art masing-masing.
-
Babak Penyisihan dan Final.
Mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan Udinus ini mampu menyabet juara satu melalui keindahan seni di atas secangkir espresso.
Walaupun awalnya hanya iseng setelah lulus SMA, ternyata dia menemukan passion di dunia kopi.
Dia mulai terjun ke dunia kopi pada awal tahun 2019. Selain belajar tentang cara membuat kopi dan latte art, dia juga belajar manajemen bisnis.
Saat ini, selain kuliah dia juga bekerja sebagai barista di Dromma kafe Semarang.
Gayung pun bersambut saat owner Dromma kafe memberikan support untuk semua hal yang berhubungan dengan kompetisi barista.***