Sampel dari Anak-anak di Jawa Tengah Banyak yang Positif Covid-19 Varian Delta

- 12 Juli 2021, 18:33 WIB
Ilustrasi. Virus Covid-19 varian delta di Jawa Tengah banyak ditemukan di pasien anak-anak di bawah 17 tahun.
Ilustrasi. Virus Covid-19 varian delta di Jawa Tengah banyak ditemukan di pasien anak-anak di bawah 17 tahun. /Mufid Majnun on Unsplash

SEMARANGKU - Sebanyak 106 sampel Covid-19 dari beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah diambil kemudian dilakukan tes genome sequencing.

Dari jumlah itu, 95 sampel positif Covid-19 varian delta. Artinya ada 89,6 persen yang varian delta.

Yang perlu digaris bawahi, kebanyakan pasien Covid-19 varian delta di Jawa Tengah adalah anak-anak di bawah usia 17 tahun.

Baca Juga: Hampir 90 Persen Covid-19 di Jawa Tengah Adalah Varian Delta, Kebanyakan di Bawah 17 Tahun

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menjelaskan, dari 106 sampel Covid-19 yang diambil, sebanyak 23 sampel varian delta adalah sampel anak-anak, sementara sisanya dewasa.

Dikatakan, hingga saat ini, belum ada varian berbahaya lain selain varian delta di Jawa Tengah.

Meski begitu, varian delta juga menjadi ancaman karena penularan dan fatalitasnya sangat tinggi.

"Selain varian delta belum ada, tapi itu saja sudah sangat berbahaya. Dari laporan genome sequencing, hampir semuanya varian delta. Dari Kudus, Jepara, Salatiga, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo," jelasnya, Senin 12 Juli 2021.

Baca Juga: Bahas Covid Varian Delta ke Deddy Corbuzier, dr. Tirta: Lebih Cepat Menular, Tapi Tidak Lebih Mematikan

Covid-19 varian delta, lanjut Yulianto sangat cepat penularannya bahkan juga menyerang anak-anak.

Dari data yang ada, sampel dari anak-anak semuanya menunjukkan Covid-19 varian delta.

"Ada bayi yang usianya baru 6 bulan, positif varian delta. Ada yang balita, ada yang remaja. Di bawah 17 tahun cukup banyak, dari sampel yang kami ambil, semuanya delta," tandasnya.

"Maka pergerakan masyarakat harus dikurangi. Masyarakat harus lebih tahu soal ini. Memang tidak enak, tidak nyaman. Tapi kita harus melakukan itu, sebab kalau tidak, ini akan membahayakan semuanya," tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat mengurangi mobilitas agar Covid-19 varian delta tidak menyebar.

Ganjar merasa, sampai saat ini, mobilitas masyarakat Jateng masih cukup tinggi.

Ganjar juga meminta jajarannya dari level atas sampai tingkat desa dan kecamatan untuk terus melakukan komunikasi dan edukasi pada masyarakat agar mereka sadar. Semuanya harus bergandengan tangan untuk melawan pandemi ini.

"Masyarakat bisa diedukasi untuk tidak keluar dari wilayah itu. Sehingga tidak banyak yang turun ke jalan. Sebab kalau sudah turun ke jalan, pergi ke kota, ini kan terjadi mobilitas tinggi. Dan dari data google, mobilitas warga di Jateng masih tinggi," pungkasnya. ***

Editor: Mahendra Smg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah