Network
Namun karena pandemi saat ini, pihaknya mengkonversi menjadi oksigen untuk medis.
"Kami dulu memproduksi sebagian besar oksigen untuk industri. Tapi kita melihat bahwa Jateng ini ada pandemi dan permintaan oksigen untuk medis luar biasa, jadi kami secara kemanusiaan tergerak untuk memfokuskan produksi untuk medis," ujarnya.
Singgih mengatakan, produksi oksigen di tempatnya terus meningkat di tengah pandemi. Jika biasanya hanya 4000 meter kubik per hari, saat ini permintaan bisa mencapai 7000 meter kubik per hari.
"Dan semua produksi kami alihkan ke oksigen medis. Untuk harga tidak ada kenaikan, per tabung Rp50.000 untuk kapasitas 6 meter kubik dan Rp30.000 untuk kapasitas satu meter kubik," pungkasnya.
Di tempat itu, Ganjar melihat proses produksi gas berjalan lancar. Suplai gas dari Cikarang juga aman, dengan pengiriman sehari sekali.
"Saya ingin memastikan bagaimana operasionalisasinya. Alhamdulillah prosesnya lancar. Memang karena permintaan tinggi, kita harus pastikan suplai gasnya berjalan aman," ujar Ganjar.
Biasanya lanjut dia, kebutuhan distributor gas di Jateng dipasok seminggu tiga kali. Tapi karena pandemi, suplai gas bisa dipasok sehari sekali.
"Maka kita harus pastikan di industrinya cukup apa tidak. Kalau kurang kan mesti disiapkan. Kabar baiknya, tadi pagi kita sudah dapat bantuan Isotank lima unit. Dengan begitu, diharapkan distribusi bisa jauh lebih cepat," ujarnya.***
