Hendrar Prihadi
Mencermati kebijakan PemKot Semarang yg menjadikan Hari Selasa sbg Hari Transportasi Publik, tanggapan saya:
- Kebijakan yang baik untuk masa normal. Tapi kurang tepat untuk masa pamdemi, terutama saat jumlah kasus COVID-19 di Semarang sedang naik pesat sehingga ruang publik seperti GOR Tri Lomba Juang ditutup sementara;
- Daerah lain justru mengedepankan penghambatan sebaran COVID-19 dengan menyarankan penggunaan transportasi pribadi. DKI Jakarta hingga saat ini masih bekukan Ganjil-Genap utk mengurangi kepadatan transportasi publik;
- Semoga Walikota Semarang tinjau kembali kebijakan ini. Tunda pemberlakuannya hingga pandemi teratasi atau minimal hingga PPKM berakhir.
Alvin Lie
Warga Kota Semarang
06 Juni 2021”
“Kalau terjadi penambahan kasus penularan Covid karena pada naik transportasi umum gara-gara himbauan ini gimana pak? Himbauannya ngeri-ngeri sedap ini,” tulis @dawaiperdana.
Komentar cukup pedas juga terlontar dari pemilik akun @dms_pmitha. “Halah BRT aja mogok beroperasi pak. Pada demo tuh. Bisa dicek @transsemarang di halte Terboyo. Tidak beroperasi dengan normal. Tadi dah datang bus banyak. Tapi langsung disuruh pulang, alhasil banyak terlantar penumpang. Masa tunggu lebih lama,” ujarnya.
Padahal, di postingan tersebut, Hendi memberikan bocoran mengenai promo angkutan umum di Hari Transportasi Umum.
"semua gratis naik, tapi turunnya bayar program promo Public Transport Day di Kota Semarang, setiap Selasa mulai 8 Juni 2021 - 6 Juli 2021," tulis Wali Kota Semarang. ***