Baca Juga: Cara Daftar PKN STAN 2021 Pendaftaran Sudah Dibuka Ketahui Syarat Penting Disini
Harapannya dengan adanya kegiatan Gebyuran Bustaman menjelang Ramadan ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat atau wisata.
Sehingga kedepannya dapat memberikan nilai ekonomi masyarakat, akibatnya perekonomian masyarakat menjadi meningkat.
“Apalagi didaerah ini terkenal dengan makanan khas sate, gulai dan tongseng kambing. Sehingga menjadi terkenal tidak hanya gebyurannya, juga kulinernya,” imbuhnya.
Baca Juga: Frits Yohanes Terpilih Ketua IMI Jateng 2021 Menang Tipis dari Soni Hanya Beda 1 Suara
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa dan Imsak Ramadhan 2021 Khusus NTT dan NTB
Hari Bustaman menjelaskan, filosofi dari Gebyuran Bustaman itu karena menjelang puasa maka keangkaramurkaan yang ada pada diri manusia itu harus dibersihkan dengan cara diguyur dengan menggunakan air maka kenagkara murkaan akan hilang dan air itu untuk mensucikan yang kotoran tersebut.
“Jadi dulunya dalam gebyuran bustaman itu wajah pengunjung dicoreng semua. Corengan itu maknanya keangkaramurkaan, emosi dan sebagainya itu kemudian diguyur dengan air sebagai bentuk pensucian diri karena akan kedatangan bulan Ramadan,” jelasnya.
Salah seorang warga, Fara Fitriana mengatakan Gebyuran Bustaman ini sebenarnya merupakan tradisi yang dilakukan secara turun temurun.
Baca Juga: Ini Tata Cara Buka Puasa Ramadhan Sesuai Tuntunan Syariat