SEMARANGKU – Gebyuran Bustaman yang menjadi tradisi di salah satu kampung di Kota Semarang, tetap digelar saat pandemi Covid-19, Sabtu 10 April 2021.
Tradisi di Kampung Bustaman Kota Semarang yang dilakukan setiap mejelang Ramadhan ini sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumya karena harus memenuhi protokol kesehatan (prokes).
Gebyuran Bustaman tahun ini tidak dilakukan dengan perang bom air atau saling melempar bungkusan air.
Baca Juga: Live Streaming Real Madrid VS Barcelona Hari Ini di TV Online Gratis dan Vidio
Baca Juga: Terpilih Jadi Ketua IMI Jateng, Frits Yohanes Janji Bawa Pulang Emas di PON XX Papua
Gebyuran Bustaman hanya dilakukan perwakilan dari empat anak-anak dengan menggunakan pakaian tradisional, kemudian diguyur dengan menggunakan gayung.
Yang mengguyur anak-anak tersebut adalah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari serta Muspika setempat.
Setelah satu persatu anak diguyur, selanjutnya warga usia remaja mengguyur dirinya sendiri.
Baca Juga: Menggelikan! Ada Ulat di Masker yang Diimpor dari China, Benarkah?