Baca Juga: Ikuti Arahan Kemdikbud, Ganjar Datangi SMAN 3 Semarang, Cek Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo membenarkan bahwa tingginya kasus akhir-akhir ini salah satunya karena dampak libur panjang. Namun, dirinya mengatakan tidak hanya Jawa Tengah yang grafiknya naik, tapi di beberapa daerah juga mengalami hal yang sama.
"Itu sudah dianalisis oleh pemerintah pusat, dan memang ada pengaruh (libur panjang) itu. Tidak hanya di Jateng, tapi DKI Jakarta, Jabar, Banten, Jatim dan DIY semuanya naik," ucapnya.
Meski naik, Yulianto belum bisa memastikan berapa prosentasenya. Sebab, hal itu harus dianalisis sesuai data harian.
Baca Juga: Pernah Meletus Hingga 68 Kali, Begini Sejarah dan Legenda Gunung Merapi Jawa Tengah
Baca Juga: Awas Gunung Merapi Bisa Meletus Kapan Saja, 5 Daerah Jawa Tengah Harus Waspada dan Bersiap Mitigasi
"Ya kita membandingkan saja, seminggu sebelum libur panjang dan seminggu sesudahnya, itu terjadi kenaikan. Tapi soal jumlah pastinya, itu harus dianalisis harian," pungkasnya.
Sekadar diketahui, pemerintah berencana memberikan libur panjang pada akhir tahun ini. Setidaknya dalam aturan yang ada, tercatat ada 11 hari libur yang diberikan pemerintah.
Namun, pemerintah berencana melakukan pengurangan hari dalam libur panjang itu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19 yang biasanya muncul pasca libur panjang. ***