Siaga Bencana Jelang Akhir Tahun, BPBD Jateng Sebut Ilmu Titen Masih Relevan Hingga Sekarang

4 November 2021, 07:24 WIB
Siaga Bencana Jelang Akhir Tahun, BPBD Jateng Sebut Ilmu Titen Masih Relevan Hingga Sekarang /Dok Humas Pemprov Jateng

SEMARANGKU - Jelang akhir tahun 2021 BPBD menyebut ada potensi rawan bencana yang tersebar di wilayah Jateng. Dan, ilmu titen warisan leluhur pun masih bisa menjadi acuan prakiraan cuaca.

BPBD menjelaskan melihat sebaran berdasarkan grafik wilayah Jateng. Curah hujan di beberapa titik intensitasnya mulai meningkat.

Jateng berpotensi dilanda bencana banjir dan tanah longsor. BPBD Jateng pun meminta masyarakat tetap tenang dan selalu periksa info BMKG.

Baca Juga: Berdayakan Ekonomi Perempuan, Strategi Jateng Pupus Kemiskinan yang Terus Bertambah Tiap Tahun

Beberapa waktu lalu, Ganjar Pranowo pernah meminta masyarakat kembali menghidupkan kearifan lokal yakni ilmu titen dan kentongan dalam menghadapi bencana alam.

Dengan kearifan lokal tersebut diharapkan mampu meminimalisasi risiko jatuhnya korban jiwa maupun luka akibat bencana.

Diketahui, jelang akhir tahun ini musim hujan telah tiba. Kondisi itu mengakibatkan potensi bencana alam bisa terjadi kapan saja.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan disingkat BPBD Jateng mengatakan inisiasi gubernur berupa ilmu titen dan kentongan itu masih relevan di kalangan masyarakat.

Baca Juga: Kembali Tinjau Pabrik Motor Listrik, Ganjar Pranowo: Jateng Siap Pindah Dari Bahan Bakar Fosil ke Elektrik! 

"Saya pikir masih relevan ya terkait dengan kentongan. Karena itu salah satu early warning system suatu sistem peringatan/deteksi dini." ungkap Plt Kalakhar BPBD Jateng Safrudin pada Rabu 3 November 2021.

Menurut Safrudin, hal itu sekaligus bisa menjadi peringatan di kalangan masyarakat untuk waspada terhadap peristiwa bencana alam.

Selain menghidupkan kearifan lokal itu, BPBD juga mengingatkan masyarakat juga tetap mematuhi informasi-informasi dari BMKG.

Karena setiap saat, BMKG merilis data terkait dengan peringatan dini. Seperti rilis data titik daerah mana yang turun hujan.

Kemudian informasi BMKG biasanya disampaikan BPBD kabupaten dan kota dengan jejaringnya. Lantas, informasi peringatan BMKG bisa disampaikan ke kecamatan hingga desa, termasuk ke babinsa dan babinkamtibmas.

Safrudin menambahkan bencana seperti banjir dan tanah longsor memang terjadi setiap tahun saat musim hujan tiba.

Pemprov Jateng sudah siapkan langkah-langkah terutama mengingatkan kembali daerah kabupaten dan kota yang terkait dengan ancaman hidrometeorologi.

"Kami dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengirimkan surat ke sekda seluruh kabupaten kota di Jawa Tengah untuk mengantisipasi." ujarnya.

BPBD Jateng juga menjelaskan kemungkinan ada La Nina seperti yang sudah disampaikan BMKG.

"Karena kemungkinan juga ada La Ninanya seperti yang disampaikan BMKG. Mengingatkan kembali untuk menyebarkan informasi daerah yang rawan bencana." beber Safrudin.

BPBD Jateng juga menyampaikan informasi untuk daerah yang rawan dengan membuat peta rawan bencana Jateng, hal itu sudah disampaikan ke kabupaten dan kota.

"Pemprov sudah menyampaikan edaran ke seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah melalui surat kepala Dinas ESDM. Terkait dengan daerah yang poetnsi rawan longsor setiap bulannya." kata Safrudin.

BPBD Jateng juga koordinasi dan konslodikasikan segala kekuatan yang ada seperti TNI, Polri, relawan dan memutakhirkan data kependudukan.

Karena ada pertumbuhan penduduk pada daerah terdampak. Selain itu juga, meminta kabupaten/kota menyebarkan nomor kontak BPBD setempat yang akan bermanfaat apabila terjadi kondisi darurat.

"Melalui Surat Gubernur, semua kabupaten/kota juga sudah melakukan apel siaga, rakor, hingga apel kesiapsiagaan." pungkasnya.***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler