Pemprov Jateng Kembangkan UMKM Produk Berbahan Buah Rambutan di Pemalang

- 3 November 2021, 17:56 WIB
Pemprov Jateng Kembangkan UMKM Produk Berbahan Buah Rambutan di Pemalang
Pemprov Jateng Kembangkan UMKM Produk Berbahan Buah Rambutan di Pemalang /Dok Humas Prov Jateng

 

 
SEMARANGKU - Pemprov Jateng melakukan pendampingan untuk mengembangkan produk UMKM berbahan buah Rambutan di Pemalang.
 
Mendengar informasi tersebut Pemprov Jateng langsung menuju ke daerah Pemalang untuk meninjau sekaligus menghadiri launching UMKM di Pemalang.
 
Pemprov Jateng melalui Wagub Taj Yasin Maimoen melakukan kunjungan ke tempat pengolahan produk UMKM di Pemalang.
 
 
 
Umumnya orang tahu buah rambutan hanya dikonsumsi saja, namun tidak di daerah ini. Justru warga setempat mengembangkan produk baru UMKM berupa sirup dan selai berbahan baku buah rambutan.
 
Sejumlah warga desa itu unjuk kebolehan membuat produk UMKM berupa sirup dan selai yang berbahan baku buah rambutan.
 
Warga desa yang mayoritas ibu-ibu ini membuat produk UMKM minuman sirup dan selai itu langsung di hadapan Taj Yasin Maimoen pada Rabu 3 November 2021.
 
Tempat pembuatan sirup buah rambutan dan selai buah rambutan ini bertempat di Balaidesa Bantarbolang, Pemalang. 
 
Mereka memperlihatkan usaha yang baru dikembangkan, yaitu memproduksi UMKM berbahan baku buah rambutan.
 
Taj Yasin Maimoen yang didampingi istri, Nawal Nur Arafah di Balaidesa Bantarbolang tersebut menghadiri acara launching pelaksanaan Program Desa Sejahtera atau Destara. 
 
Program tersebut atas prakarsa Pemprov Jateng yang salah satunya memberikan pelatihan pengembangan UMKM serta pendampingan.
 
Kades Bantarbolang, Dyah Anggraeni menerangkan hampir tiap rumah di desanya memiliki pohon rambutan. Sehingga buah tersebut sangat mudah untuk ditemui.
 
"Iya, hampir tiap halaman rumah warga ada satu pohon rambutan." beber Dyah Anggraeni.
 
Hal itu membuat warga mengolah buah rambutan menjadi sirup dan selai. Upaya warga tersebut disambut baik oleh Pemprov Jateng dengan memberikan pelatihan dan pendampingan dalam inovasi produk tersebut.
 
"Iya, ini dibantu Pemprov, dikasih alat produksi dan pelatihan." lanjutnya.
 
Selama ini, buah rambutan baru diolah menjadi sirup dan selai. Namun, ke depan akan dikembangkan lagi seperti stup semacam carica, jajanan khas Wonosobo.
 
"Sementara sirup dan selai, tapi rencananya akan dibuat stup seperti carica. Sebenarnya sudah lama membuat seperti ini, tapi belum kelihatan. Nah, ini ada bantuan dari Pemprov semoga tambah berkembang." paparnya.
 
Sisi menariknya, produk UMKM berbahan buah rambutan itu dilakukan oleh ibu-ibu Desa Bantarbolang dari latarbelakang ekonomi kurang mampu.
 
"Iya, ibu-ibu dari warga kurang mampu. Ada tiga kelompok, dengan tiap kelompok ada 10 orang. Jadi, total ada 30 orang." kata Dyah Anggraeni.
 
Sa'diyah, warga Desa Bantarbolang mengatakan sebelumnya buah rambutan hanya dikonsumsi saja. Namun, kini mulai dikembangkan menjadi bentuk lain seperti sirup dan selai.
 
"Iya, hanya dikonsumsi buah awalnya. Tapi ini ada pelatihan untuk dibuat sirup, ampasnya bisa dibuat selai." terang Sa'diyah.
 
Adanya inovasi produks tersebut, menurut Sa'diyah akan mengangkat kesejahteraan masyarakat.
 
"Kalau buah rambutan satu kilogram harganya Rp 5000, tapi kalau bentuk sirup ya sekitar Rp 15.000 per 250 mili liter. Harapannya bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat." tambahnya.
 
Sementara, Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen mengatakan bahwa Pemprov Jateng berkomitmen memberikan pelatihan dan pendampingan terhadap produksi UMKM tersebut.
 
"Iya ini kita latih, dan kita dampingi untuk perizinan agar bisa dipasarkan." ujarnya.
 
Menurut Taj Yasin Maimoen, inovasi produk pengembangan UMKM berbahan baku lokal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 
Inovasi baru tersebut patut mendapat dukungan untuk pengembangan UMKM, berupa sirup buah yang berbahan dasar rambutan ini bisa dikemas seperti nanas yang sudah dibuat oleh-oleh.
 
"Dua kali panen rambutan dalam satu tahun. Dan ini bisa diolah dan dikemas sesuai kebutuhan seperti sirup dan juga bisa dibikin seperti nanas yang sudah dibuat oleh-oleh. Ini baru pemantik, nanti dikembangkan lagi." pungkasnya.
 
Di tengah masa pandemi ini pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan UMKM sangat penting. 

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x