SEMARANGKU - Kakek-kakek asal Semarang, Stephanus Soenardi curhat kepada Gubernur Ganjar Pranowo tentang dirinya yang hampir meninggal .
Curhatan Soenardi diceirtakan kepada Ganjar saat hendak divaksin Prolanis Program JKN-KIS atau vaksin untuk khusus lansia dan komorbid di Kecamatan Mijen, Jumat 13 Agustus 2021.
Pria yang datang bersama istrinya itu mengaku pernah gagal divaksin kemudian hampir meninggal.
Baca Juga: Stok Vaksin Seret, Tim Ahli Sebut 97 Persen Kematian Terjadi Pada Warga yang Belum Ikut Vaksinasi
Kakek-kakek yang kini berusia 81 tahun ini menceritakan kesehatannya yang menurun beberapa waktu lalu.
Kesehatannya sangat ngedrop hingga Soenardi merasa sudah hampir meninggal. "Kemarin saya hampir dipanggil sama Tuhan, Pak. Tanggal dua," tutur Soenardi.
Ganjar yang terkejut langsung menanggapi, "Ditimbali pripun? (Dipanggil bagaimana?).
"Awalnya agak meriang, mau ambil balsem justru jatuh. Kemudian tidak bisa bangun. Saat terkapar di bangku merasa seperti cegukan dan tidak ingat apa-apa," kata Soenardi menceritakan saat kondisinya menurun.
Baca Juga: Vaksinasi di Jawa Tengah Lambat, Baru 5 Jutaan yang Divaksin, Ganjar Kontak Menkes
Soenardi yang merasa sudah sehat akhirnya mengikuti program vaksinasi. Dia berharap vaksinasi itu dapat melindunginya dari virus Covid-19.
Vaksinasi BPJS Komorbid
Adapun terkait pelayanan vaksin khusus lansia dan komorbid yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan itu, Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa itu konsep lama yang disiapkan.
Konsep itu sudah ia minta lakukan sejak jauh-jauh hari. Kemudian baru disampaikan saat bertemu perwakilan BPJS beberapa waktu lalu.
"Sebenarnya konsep ini sudah lama saya minta. Apakah kita tidak punya data masyarakat anggota BPJS yang punya komorbid. Ternyata ada," ucap Ganjar.
Karena itu, Ganjar mengapresiasi ketika vaksinasi BPJS dilaksanakan untuk warga komorbid.
"Maka saya terima kasih begitu dieksekusi kita sekarang punya petanya di seluruh Jateng, kira-kira ada 1,2 juta (warga dengan komorbid) yang belum (divaksin). Totalnya itu ada 1,5 juta masyarakat yang komorbid," jelas Ganjar.
Ganjar menjelaskan, jika sekarang sekitar 20 persen masyarakat dengan komorbid itu bisa dideteksi maka pola vaksinasi bisa lebih diarahkan.Sistem itu juga akan langsung bisa diaplikasikan ke banyak tempat.
"Misal di Kota Semarang hari ini ada tiga titik. Harapannya nanti kita petakan dengan JKN-KIS yang ada di seluruh Jawa Tengah. Nanti kita minta puskesmas terdekat mencari mereka. Begitu kita tahu, kalau bisa kita jemput bola, mereka disuntik lebih dahulu, dengan cara itu harapan kita bisa melindungi mereka yang punya komorbid lebih dulu, kita prioritaskan," ungkapnya.
Hal itu dilakukan lantaran berdasarkan data kematian akibat Covid-19 di Jateng, rata-rata korbannya adalah masyarakat yang memiliki komorbid diabetes dan hipertensi, sudah tua, dan belum divaksin.
"Kalau kita lihat rata-rata sudah sepuh-sepuh. Tapi yang muda juga ada. Maka kalau mereka dibentengi, seandainya suatu ketika mereka terkena minimal lebih kuat. Kalau ini ketemu, insyaallah menjadi ikhtiar kita untuk mencegah (risiko kematian)," tandas Ganjar. ***