Mengejutkan, Ini Pengakuan Teroris Eks Pelatihan Jamaah Islamiyah di Semarang Jawa Tengah

29 Desember 2020, 07:45 WIB
Pengakuan Teroris Eks Pelatihan Jamaah Islamiyah di Semarang Jawa Tengah /PMJ News

SEMARANGKU – Ahmad Hafidz mengaku pernah mengikuti pelatihan dasar-dasar terorisme Jamaah Islamiyah (JI) di sasana beladiri di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Umurnya terbilang masih muda. Dia tinggal di sebuah villa di Desa Gintungan, Bandungan, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pada 2013 silam untuk mendapatkan ilmu seputar terorisme kelompok Jamaah Islamiyah di bawah pelatih Joko Priyono alias Karso.

Begini pengakuannya selama mengikuti pelatihan Jamaah Islamiyah di sasana beladiri Ungaran, Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Baca Juga: Jamaah Islamiyah Pilih Santri Lulusan Terbaik untuk Direkrut, Ternyata Ini Alasannya

Baca Juga: Rahasia Besar Aldebaran-Andin Bocor, Papa Surya Bakal Begini! Bocoran Ikatan Cinta RCTI 29 Desember

Ahmad Hafidz mengaku mendapatkan banyak materi pelatihan yang diajarkan secara militer oleh Karso.

Dia dilatih beladiri wushu dan cara melempar pisau, melempar bintang, hingga cara menggunakan katana.

Setelah enam bulan berlatih di sasana beladiri Ungaran, Ahmad Hafidz dikirim ke Suriah bersama anggota Jamaah Islamiyah lain yang juga berlatih bersama di sana.

Baca Juga: Saksikan Film The Amazing Spider-Man 2 Malam Ini, Berikut Jadwal Trans TV Selasa, 29 Desember 2020

Baca Juga: Ada Semarak Indosiar: Surabaya, Berikut Jadwal TV Indosiar Hari Ini Selasa, 29 Desember 2020

Selama di Suriah, dia mendapat latihan dasar kemiliteran selama 1 bulan. Selain memperdalam ilmu terorisme, dia mengaku juga mendapat pembelajaran seputar agama.

Selama di Suriah, Ahmad Hafidz juga diminta untuk memperbantukan menjaga rumah sakit serta wilayah perbatasan. Di sana ia bergabung dengan kelompok Ja’bah Mitroh.

“Saya mendapat pelatihan militer di sana dan juga belajar agama. Lalu ditugaskan di beberapa tempat seperti rumah sakit dan menjaga perbatasan,” kata Ahmad Haridz seperti dikutip dari PMJ News, Senin, 28 Desember 2020.

Baca Juga: 5 Syarat Jualan di Lapak Ganjar Edisi Tahun Baru, untuk UMKM Jateng dan Jatim

Baca Juga: Bantuan Modal Usaha Rp 3,5 Juta per Keluarga dari Kemensos, Klik Link dtks.kemensos.go.id

Kini, Ahmad Hafidz telah ditangkap Tim Densus 88 Antiteror Polri dan dinyatakan bersalah dengan vonis hukuman 5 tahun penjara.

Sementara itu, Karso mengakui, memang diamanahkan pemimpin Jamaah Islamiyah untuk merekrut anak-anak muda. Terutama santri cerdas dengan lulusan terbaik di pondok pesantren.

“Kita rekrut dari beberapa pondok yang agamanya bagus dan pintar. Targetnya ranking 1-10 di pondok pesantrennya. Karena Mumin (Keagamaannya Bagus) kan lebih mudah dicintai,” ungkap Karso.

Baca Juga: Bukan di Inggris, Varian Baru Covid-19 Pertama Kali Ditemukan di Negara Ini Sejak November Lalu

Baca Juga: Jurnalis Ini Meliput Pandemi Covid-19 di Wuhan Hingga Ditahan dan Datang ke Sidang dengan Kursi Roda

Dalam perjalanannya, menurut Karso ada juga anak-anak dengan nilai kelulusan di ranking 20 besar di pondok pesantren.

Hal tersebut tidak terlalu dipermasalahkan oleh kelompoknya. Yang penting, anak-anak generasi muda ini mau melaksanakan pelatihan dan ajaran-ajaran yang telah disiapkan oleh kelompok tersebut.

“Dari lulusan beberapa pondok ini tujuan kita ingin membentuk kepemimpinan masa depan yang memahami realita jihad,” urai Karso. ***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler