Baca Juga: China Nyatakan Kemarahan Pada Jepang Setelah Menteri Pertahanannya Kunjungi Kuil Yasukuni
Hong Kong dan Makau diklasifikasikan sebagai wilayah administrasi khusus China.
Sedangkan Taiwan dikenal sebagai Republik Tiongkok yang telah memisahkan diri dan merdeka dari China.
Hal ini berarti medali yang diraih oleh atlet Hong Kong ataupun Taiwan tidak dapat diklasifikasikan sebagai milik China.
Banyak netizen yang mengungkapkan di media sosial bahwa China berupaya melakukan penipuan dengan mencurangi hasil Olimpiade Tokyo 2020.
“Menyedihkan! China sampai mencuri pujian atas kemenangan Taiwan untuk berpura-pura mereka menang paling banyak,” kata pengguna Twitter.
“Mungkin China juga menambahkan medali emas milik atlet AS, Puerto Rico,” ujar pengguna lainnya.
Anggota Parlemen Eropa (MEP), Guy Verhofstadt turut mengklaim bahwa Uni Eropa juga bisa menjadi juara umum di Olimpiade Tokyo 2020.
“Fakta menyenangkan, gabungan Uni Eropa memiliki lebih banyak medali emas daripada AS atau China. Saya ingin melihat bendera Uni Eropa di sebelah bendera nasional pada pakaian atlet,” ujarnya.
Mantan anggota MEP Tory dan Partai Independen UK (UKIP) Mark Reckless menanggapi klaim Verhofstadt tersebut.