SEMARANGKU – Dalam lanjutan Liga 1 BRI pekan ke-32 antara Persib Bandung VS Persis Solo diwarnai kericuhan antar Suporter di Stadion Pakansari, Bogor, pada Selasa 4 Maret 2023.
Usai laga antara Persib VS Persisi para suporter terlihat saling serang di dalam tribun.
Diatas tribun terlihat suporter Persib Bandung dan Persis solo saling lempar kursi penonton, serta terdengar juga suara petasan.
Dalam laga tersebut Persib berhasil membawa poin penuh setelah menaklukkan Persis Solo dengan Skor telak 3-1.
Baca Juga: Peru Dicoret Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-17, Sikap FIFA Pilih Kasih dan Bikin Indonesia Iri
Bentrok antara suporter di Indonesia merupakan tanda dari beberapa masalah yang masih dihadapi oleh industri sepakbola di Indonesia.
Masalah-masalah ini meliputi kurangnya pengaturan yang baik, keamanan stadion yang buruk, serta kurangnya disiplin dan tanggung jawab dari para suporter itu sendiri.
Sayangnya, masalah-masalah ini telah menjadi masalah yang kronis di dalam sepakbola Indonesia selama bertahun-tahun dan masih belum berhasil diatasi dengan baik oleh pihak yang berwenang.
Oleh karena itu, benar bahwa bentrok antara suporter di Indonesia menunjukkan bahwa sepakbola di Indonesia masih belum maju dan masih memerlukan perhatian dan upaya yang lebih besar untuk memperbaiki kondisinya.
Padahal 2 hari yang lalu peristiwa serupa juga terjadi.
Yaitu Kerusuhan antara Suporter PSIS Semarang dan PSS Sleman ini terjadi di Stadion Jatidiri Semarang, pada Minggu malam 2 April 2023.
Seperti video yang beredar di media sosial, yang memperlihatkan suporter PSIS Semarang dan suporter PSS Sleman rusuh dan membuat keributan didalam stadion.
Bentrok antara kedua pendukung tersebut terjadi setelah pertandingan antara PSIS Semarang dan PSS Sleman berakhir. Dalam lanjutan pertandingan BRI Liga 1 di pekan ke-32.
Kericuhan yang dilakukan oleh para oknum suporter tersebut masih belum diketahui motif sesungguhnya.
Namun yang jelas akibat bentrokan tersebut fasilitas di sekitar stadion mengalami kerusakan.
Kita harus berkaca dari tragedi yang terjadi di Kanjuruhan Malang, dimana tragedi memakan ratusan korban jiwa yang diakibatkan kericuhan yang dilakukan suporter.
Dan jangan sampai peristiwa serupa kembali terjadi di dunia persepakbolaan Indonesia.***