SEMARANGKU - Pertandingan babak 16 besar antara Maroko melawan Spanyol berlangsung ketat dan sengit di Education City stadium yang dihelat tadi malam.
Tampak para penggawa Spanyol kesulitan untuk menembus barikade pertahanan Maroko yang dikomandoi Achraf Hakimi.
Acapkali lini serang Spanyol menciptakan beberapa peluang, salah satunya kesempatan emas namun tidak berbuah gol usai membentur tiang gawang.
Maroko juga tidak mau menyerah begitu saja, para pemain singa Atlas melalui Hakim Ziyech cs sering merepotkan barisan pertahanan tim Matador.
Dua babak di waktu normal kedua tim baik Maroko maupun Spanyol bermain imbang tanpa gol, dan laga pun dilanjutkan dalam babak perpanjangan waktu.
Baca Juga: Daftar Harga iPhone XR hingga iPhone 13 Per Desember, Mulai Rp4 Jutaan Saja? Cek di Sini
Bahkan setelah 30 menit waktu perpanjangan rampung skor pun tetap berakhir imbang, laga Maroko versus Spanyol pun terpaksa dilakukan adu penalti untuk menentukan negara yang lolos ke babak perempatfinal.
Momen bersejarah tercipta saat Maroko mengalahkan pemegang gelar juara 2010 Spanyol dalam drama adu penalti 3-0.
Kiper mereka Yassine Bounou tampil sebagai pahlawan singa Atlas dengan keberhasilannya mengantisipasi tiga eksekutor tim Matador.
Bahkan sepanjang laga 120 menit penjaga gawang Sevilla ini juga tampil memukau di bawah mistar gawang, serta para pemain memiliki mentalitas kuat menghadapi Spanyol di babak 16 besar tadi malam.
Hasil kemenangan ini akan mempertemukan timnas Maroko dan Portugal di babak perempat final Piala Dunia 2022.
Juga menjadikan Maroko sebagai negara Afrika keempat yang mampu menembus delapan besar, selain Kamerun edisi 1990, Ghana edisi 2010, dan Senegal edisi 2002.
Menilik perkembangan Maroko di jagat sepakbola mulai menuai hasil kerja bagus oleh FRMF, guna mencapai sukses di semua level sepakbola pria dan wanita.
Alasan utama keberhasilan ini bahwa minat PSSI-nya Maroko melampaui timnas pria dan timnas wanita senior, melanjutkan tren pekerjaan jangka pendek, menengah dan panjang guna mempersiapkan masa depan.
Mungkin tonggak terpenting dalam rencana pengembangannya adalah pembukaan Akademi Sepak Bola Mohammed VI pada tahun 2019.
Akademi ini tersebar di lahan 30 hektar dan menyediakan fasilitas serta peralatan canggih yang memenuhi standar FIFA.
Hal ini bisa menjadi contoh federasi nasional bahwa memiliki fasilitas training center dan akademi sepakbola dapat mencetak bakat pesepakbola masa depan.
Beralih kembali ke pentas Piala Dunia, Qatar 2022 menjadi mimpi yang terwujud bagi singa Atlas, yang memuncaki grup F dan lolos ke babak 16 besar serta menjadi negara Afrika pertama yang meraih tujuh poin di fase grup.
Semuanya berkat kinerja pelatih Maroko yakni Walid Regragui. Ternyata dibawah besutan mantan pemain nasional singa Atlas ini, skuad menunjukkan mental dan permainan yang lebih baik.
Tiga dari empat eksekutor Maroko berhasil menyarangkan bola ke gawang kiper Unai Simon dalam babak adu penalti. Sementara dua penendang Spanyol justru gagal mengecoh penjaga gawang Sevilla tersebut, satunya tembakan Sarabia meleset.
Baca Juga: Perbandingan Harga Vivo Y16 vs Vivo Y22: Lebih Terjangkau dan Kualitas Mewah, Mana Pilihanmu?
Tendangan penentu kemenangan Maroko, dicetak Achraf Hakimi yang seusai laga menghampiri ibunya di pinggir lapangan, momen yang akan diingat pasca Qatar 2022.
Berkat penampilan gemilang dibawah mistar, Yassine Bounou pun dinobatkan sebagai MOTM laga babak 16 besar Maroko versus Spanyol.
Di pertandingan babak 16 besar terakhir dimana Portugal menggilas Swiss tanpa ampun dengan skor 6-1, striker Benfica Goncalo Ramos cetak hattrick ke gawang Nati.
Sisi menariknya, Pepe juga turut menyumbang gol lewat tandukan keras menghujam gawang Yann Sommer, dan tercatat sebagai pemain tertua di Piala Dunia 2022 yang mampu mencetak gol di usianya 39 tahun 283 hari.
Portugal akan menantang tim kuda hitam Maroko di babak perempat final pada Sabtu 10 Desember 2022 di stadion Al Thumama, Doha. Pemenang laga ini akan berjumpa Inggris atau Prancis dalam babak empat besar.***