Cara Mengetahui Orang Berkata Jujur atau Bohong, Bisa Dilihat dari Bahasa Tubuh

- 23 Juli 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi Jujur dan Bohong. / Pexels
Ilustrasi Jujur dan Bohong. / Pexels /Branislav Kapetanovic/

Dan setiap komunikasi yang disampaikan oleh seseorang, setidaknya mempunyai tiga unsur dalam menyampaikan nya, yaitu Bahasa Tubuh, Intonasi suara dan kata kata, dimana komposisinya yang cukup menarik.

Dari informasi yang disadur dari buku Neuro Linguistic Programing karya Daniel Goleman, disitu dijelaskan bahwa dimana Bahasa Tubuh memberikan peranan 55% dari setiap komunikasi yang disampaikan oleh seseorang, kemudian intonasi suara 38% sedangkan kata kata hanya 7%.

Dari ketiga komposisi ini kita jadi lebih tahu, bahwa ternyata Bahasa Tubuh seseorang itu lebih mudah diamati, dan dicermati.

Baca Juga: Jumeri, Kepala Dinas Pendidikan Hasil Lelang Jabatan Ditarik Kementerian, Ganjar; Saya Bangga!

Itu merupakan sebuah penyampaian dari diri seseorang, karena kita tahu bahwa Bahasa Tubuh memegang peranan penting sebanyak 55% dan intonasi suara 38%, maka dua hal inilah yang akan kita gunakan sebagai parameter untuk mengukur ketika seseorang sedang menyampaikan sesuatu itu jujur atau berbohong.

Namun perlu diketahui bahwa semua orang memiliki karakter yang berbeda beda, kita tidak bisa menebak nebak hanya dengan menggunakan rumusan di atas, kita perlu melakukan pengukuran atau perbandingan ketika kita ingin mengetahui seseorang sedang berkata jujur atau berbohong.

Cara mengukurnya adalah, ketika orang sedang mengatakan sesuatu, diperlukan pengamatan dari dua tema, yang pertama adalah kita perlu menanyakan sesuatu kepada seseorang kemudian kita amati Bahasa tubuh dan intonasinya.

Baca Juga: Marc Marquez Absen Balap MotoGP Spanyol Minggu Depan, Meski Sukses Jalani Operasi

Kemudian kita tanyakan lagi sesuatu dengan tema yang berbeda, lalu kita amati kembali bahasa tubuh dan intonasinya, dari dua tema ini akan kelihatan, ketika seseorang sedang mengatakan sesuatu hal yang simple atau jujur, bahasa tubuh dan intonasinya akan mudah kita pahami.

Berikutnya ketika kita tanyakan sebuah pertanyaan dengan konteks yang berbeda, setelah kita amati bahasa tubuh dan intonasinya, ketika terjadi ketidak sesuaian dari pertanyaan sebelumnya maka kita setidaknya memiliki hasil dari sebuah pengamatan bahwa orang tersebut mengatakan mengatakan sesuatu yang tidak benar.

Halaman:

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x