Tanda dan Gejala yang Harus Diwaspadai Bagi Penderita Alzheimer, Bertindak Agresif Salah Satu Cirinya

- 27 Juni 2022, 20:35 WIB
Ilustrasi faktor alzheimer atau demensia pada remaja dan dewasa muda.
Ilustrasi faktor alzheimer atau demensia pada remaja dan dewasa muda. /PIXABAY/Peggy_Marco

SEMARANGKU – Tanda dan gejala Alzheimer biasanya tidak terjadi secar mendadak, kebanyakan penderita telah menunjukkannya selama dua tahun terakhir.

Inilah tanda dan gejala penyakit Alzheimer yang patut Anda waspadai terjadi pada seseorang yang Anda kenal.

Dikutip dari laman mirror.co.uk, Alzheimer's Society atau Perkumpulan Pakar Alzheimer telah merilis tanda dan gejala untuk menilai seberapa besar kemungkinan Anda mengembangkan demensia.

Penelitian mengungkapkan bahwa satu dari empat orang menunjukkan gejala demensia lebih dari dua tahun sebelum diagnosis mereka.

Baca Juga: Waspadahi Makanan Pada Kucing Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Gigi dan Tenggorokan

Tanda dan gejala penyakit Alzheimer meliputi:

1. Sering linglung

2. Masalah komunikasi

3. Masalah perilaku dan emosional

4. Agresif

5. Menarik diri

6. Sering tersesat

 Baca Juga: UPDATE Link Terbaru Primary Care Eclaim BPJS Kesehatan tahun 2022, Cek Segera Hanya di SIni

Saat ini Alzheimer's Society meluncurkan kampanye tentang penyakit ini dengan menggunakan slogan: "Ini tidak disebut menjadi tua, itu disebut sakit," tulisnya.

Tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi demensia atau membalikkan kerusakan otak akibat kondisi tersebut.

Kepala eksekutif Alzheimer's Society, kate Leer mengatakan bahwa tanda dan gejala yang ditunjukkan penderita seperti mengajukan pertanyaan yang sama berulang-ulang adalah tanda dirinya sakit, tidak melulu karena tua saja.

"Mengajukan pertanyaan yang sama berulang-ulang tidak disebut menjadi tua, itu disebut sakit,” katanya.

Mengetahui bahwa seseorang menderita Alzheimer dan membutuhkan bantuan akan lebih baik daripada menyimpannya sendiri tanpa pertolongan.

Ini memberi mereka akses penting ke pengobatan, perawatan dan dukungan, dan waktu berharga untuk merencanakan masa depan.

“Dengan pandemi yang menyebabkan tingkat diagnosis turun, lebih penting dari sebelumnya untuk mencari bantuan. Anda tidak harus menghadapi demensia sendirian, kami di sini untuk mendukung semua orang yang terkena dampak,” tambahnya.

Dr Jill Rasmussen, perwakilan klinis untuk demensia di Royal College of General Practitioners, mengatakan bahwa perlu adanya koordinasi agar pengobatan berjalan dengan baik.

“Sangat penting bagi pasien, keluarga mereka, dan dokter umum bahwa percakapan dengan potensi diagnosis demensia tepat waktu dan efektif,” demikian jelasnya.

Perlu diingat bahwa demensia adalah istilah umum, yang digunakan untuk menggambarkan penurunan kemampuan mental seseorang.

Alzheimer merupakan bentuk spesifik dari demensia.

Ini adalah penyakit otak degeneratif yang disebabkan oleh perubahan otak yang kompleks setelah kerusakan sel.

Sayangnya tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi demensia atau membalikkan kerusakan otak akibat kondisi tersebut.

Kendatipun demikian, dengan melakukan perawatan dapat memperlambat perkembangan demensia dan membantu mencegah masalah lebih lanjut, seperti stroke.

Alzheimer's Society merekomendasikan beberapa alternatif untuk tetap mempertahankan hidup yang berkualitas.

Hal-hal yang disarankan antara lain adalah:

1. Minum teratur obat-obatan

2. Melakukan perubahan gaya hidup

3. Makan asupan gizi yang sehat

4. Menghentikan kebiasaan merokok

5. Menjaga kebugaran

6. Mengurangi alkohol

7. Menurunkan berat badan

8. Melakukan fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi wicara dan bahasa

Sebagai informasi bahwa kelangsungan hidup rata-rata sejak ditegakkannyan diagnosis adalah sekitar empat tahun.

Dan kebanyakan orang akan meninggal karena komplikasi demensia, seperti pneumonia, atau dari stroke berikutnya.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah