Ilmuwan Berspekulasi Kebocoran Senyawa Beracun Ini Sebabkan Penumpukan Racun di Otak dan Penyakit Alzheimer

- 24 September 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi/Ilmuwan Berspekulasi Kebocoran Senyawa Beracun di Otak Ini Sebabkan Penyakit Alzheimer
Ilustrasi/Ilmuwan Berspekulasi Kebocoran Senyawa Beracun di Otak Ini Sebabkan Penyakit Alzheimer /Pixabay.com/ozanuysal

SEMARANGKU - Ilmuwan mempelajari bagaimana penumpukan molekul beracun di otak dapat sebabkan penyakit Alzheimer.

Penyakit Alzheimer sendiri adalah penyakit otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat hingga kemampuan berbicara dan perubahan perilaku seseorang.

Sekarang, tim peneliti dari Curtin University mengatakan bahwa "kebocoran" senyawa beracun yang disebut beta-amyloid dari aliran darah mungkin menjadi masalah akar.

Hal tersebut berdasarkan acuan dari sebuah studi tikus.

Baca Juga: Ilmuwan Peringatkan Tentang Virus Alien dari Planet Lain yang Akan Serang Bumi

Meskipun belum jelas apakah proses yang sama terjadi pada manusia, penemuan ini dapat memberi para ilmuwan cara baru untuk melacak atau memantau timbulnya penyakit Alzheimer.

Terlebih juga dapat membantu mereka mengembangkan perawatan baru untuk mencegah penyakit tersebut.

"Meskipun kami sebelumnya tahu bahwa ciri khas orang yang hidup dengan penyakit Alzheimer adalah akumulasi progresif endapan protein beracun di dalam otak yang disebut beta-amyloid, para peneliti tidak tahu dari mana amiloid itu berasal, atau mengapa itu disimpan di otak," kata peneliti.

Lebih khusus lagi, tim menemukan bahwa beta-amyloid, senyawa yang menumpuk di otak orang dengan Alzheimer yang telah lama dikaitkan dengan timbulnya demensia, terbentuk di luar otak, kemudian diangkut ke seluruh aliran darah oleh lipoprotein.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Laki-laki Lebih Banyak Sebabkan Perubahan Iklim Dibanding Perempuan

alam studi baru, para ilmuwan menemukan bahwa lipoprotein tersebut cenderung bocor, memungkinkan senyawa beracun mencapai otak dan mulai menumpuk.

Tikus yang memiliki tingkat produksi amiloid yang lebih tinggi juga menunjukkan tingkat peradangan yang lebih besar di otak, mengisyaratkan hubungan antara senyawa dan timbulnya penyakit neurodegeneratif.

"'Jalur darah-ke-otak' ini penting karena jika kita dapat mengelola kadar dalam darah lipoprotein-amyloid dan mencegah kebocoran mereka ke otak, ini membuka perawatan baru yang potensial untuk mencegah penyakit Alzheimer dan memperlambat kehilangan memori," tambah Mamo dikutip dari futurism.com.***

Editor: Ajeng Putri Atika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x