Nyeri Lambung? Belum Tentu Maag, Berikut Penjelasan GERD dan Dispepsia Serta Perbedaannya Dengan Maag

2 Maret 2023, 08:55 WIB
Nyeri Lambung? Belum Tentu Maag, Berikut Penjelasan GERD dan Dispepsia Serta Perbedaannya Dengan Maag /Pexels

 


SEMARANGKU - Nyeri lambung? Belum tentu Maag, berikut penjelasan GERD dan Dispepsia serta perbedaannya dengan Maag


Masalah yang berhubungan lambung masih menjadi salah satu hal yang sering terjadi masyarakat, mulai dari yang ringan seperti konstipasi dan diare hingga yang serius seperti dispepsia dan kanker lambung.


Umumnya nyeri lambung disebabkan karena adanya Maag atau bisa disebut Gastritis. Maag merupakan peradangan pada mukosa lambung yang bersifat akut atau kronis.

Baca Juga: Aplikasi Satu Sehat Muat Data Sensitif Pengguna, Bagaimana Keamanannya?


Dilansir dari Stepanus dalam JISAMAR, Maag akut ditandai dengan kehilangan nafsu makan, mual muntah, nyeri dan rasa perih pada perut, dan tubuh terasa lemas. Sedangkan maag kronis memiliki tanda yang sama seperti maag aguk tetapi juga memiliki gejala kembung, berat badan menurun dan nafas bau busuk.


Selain Maag, terdapat beberapa penyakit yang ditandai dengan nyeri lambung diantara yaitu GERD dan Dispepsia.


GERD (Gastro-Esophageal Reflux Disease)


adalah nyeri lambung dengan sensasi terbakar karena asam lambung naik ke esofagus. Biasanya kejadian ini terjadi di malam hari sehingga dapat menyebabkan gangguan tidur.


Dilansir dari Ida dalam Buku Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan, GERD memiliki gejala yaitu heartburn (sensasi terbakar), mulut terasa asam dan pahit, suara serak, sesak nafas, penurunan berat badan dan muntah kronik.


Tambahan dari Stepanus dalam JISAMAR, menyatakan bahwa gejala lain yang ditimbulkan GERD adalah batuk, mual, nafsu makan menurun, dan nyeri perut dan dada.


Dispepsia


Dispepsia merupakan gangguan pencernaan yang mengacu pada ketidaknyamanan atau nyeri perut bagian atas atau ulu hati yang tidak spesifik dan persisten. Gejala yang dirasakan adalah rasa penuh setelah makan, adanya gas di perut, cepat kenyang, sendawa, perut kembung, mual dan muntah.

 

Dilansir dari Ida dalam buku yang sama, Berdasarkan penyebabnya dispepsia terbagi menjadi dua yaitu dispepsia organik dan dispepsia fungsional. Umumnya yang sering terjadi adalah dispepsia organik.


Dispepsia organik disebabkan oleh nyeri ulu hati saat perut kosong, adanya penyakit saluran empedu, konsumsi obat-obatan terutama golongan NSAID, gangguan malabsorbsi dan gangguan metabolisme.

Baca Juga: iPhone 13 Mini, iPhone 13, iPhone 13 Pro, iPhone 13 Pro Max, Murah Bisa Dibeli Awal Maret 2023


Sedangkan dispepsia fungsional disebabkan karena adanya kelainan pada fungsi saluran cerna seperti asam lambung pasien yang sensitif pada kenaikan asam lambung, gangguan motilitas, faktor stress dan psikis, adanya bakteri Helicobacter-pylori.


Meskipun sama-sama masalah perut, tetapi Maag, GERD dan Dispepsia memiliki ciri-ciri yang berbeda. Karena ketiganya termasuk nyeri lambung, maka penyelesaiannya juga tidak jauh beda.


Ketika mengalami nyeri lambung maka hindari makanan dan minuman asam, pedas dan berbumbu tajam, makanan yang merangsang mual, makan dengan porsi kecil dan sering, serta kurangi konsumsi makanan tinggi lemak.


Dari penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa perbedaan spesifik pada ketiga nyeri lambung adalah gejala maag berupa rasa perih pada perut, GERD berupa peningkatan asam lambung hingga ke esofagus sehingga muncul rasa terbakar, sedangkan dispepsia ditandai dengan rasa tidak nyaman terutama pada bagian ulu hati. Semoga bermanfaat.***

 

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler